REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menyatakan terus fokus mendorong pemerataan akses listrik ramah lingkungan kepada seluruh lapisan masyarakat di Indonesia yang ditandai peningkatan kapasitas pembangkit listrik berbasis energi bersih. Rasio elektrifikasi tercatat mencapai 99,40 persen pada kuartal III 2021 dengan tambahan kapasitas pembangkit energi bersih sebesar 386 megawatt (MW) sepanjang Januari hingga September tahun ini.
"Kami targetkan seluruh wilayah dan rumah tangga di Indonesia akan terlistriki 100 persen pada tahun depan," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Sabtu (20/11).
Berdasarkan data Kementerian ESDM, rasio elektrifikasi di bawah 90 persen saat ini hanya di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sementara, rasio elektrifikasi di Bali sudah mencapai 100 persen. Kegiatan percepatan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan menjadi salah satu program prioritas pemerintah yang sejalan dengan peningkatan mutu pelayanan.
Agung menjelaskan target pemerintah bisa menambah kapasitas pembangkit energi bersih mencapai 20.923 MW hingga 2030.Dia menyoroti tambahan kapasitas pembangkit energi baru terbarukan dalam sembilan bulan terakhir sebesar 386 MW, salah satu faktor pendorong pertumbuhan pembangkit energi bersih itu berupa surya dan air.
"Makanya, kami tengah fokus mendorong pemanfaatan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), salah satunya melalui PLTS atap," terang Agung.
Secara rinci tambahan 386 MW energi bersih ini berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Poso Peaker 2nd Expansion sebesar 130 MW, 12 unit pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) 71,26 MW, dua unit pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) 55 MW, pembangkit listrik tenaga bioenergi 19,5 MW, dan PLTS atap 17,88 MW.
Melalui grafik pertumbuhan itu pemerintah optimistis bisa mencapai target bauran energi baru terbarukan sebesar 23 persen pada 2025.Salah satu upaya yang ditempuh pemerintah adalah meningkatkan porsi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PTPLN 2021-2030 yang lebih hijau, yaitu 51,6 persen.