Ahad 21 Nov 2021 06:17 WIB

Pakai Batik Muhammadiyah, Anies Hadiri Peresmian Masjid

Mengenakan Batik Muhammadiyah, Anies Baswedan Hadiri Peresmian Masjid

Rep: suaramuhammadiyah.id (suara muhammadiyah)/ Red: suaramuhammadiyah.id (suara muhammadiyah)
Dengan Mengenakan Batik Muhammadiyah, Gubernur DKI Jakarta Hadiri Peresmian Masjid At-Taqwa - Suara Muhammadiyah
Dengan Mengenakan Batik Muhammadiyah, Gubernur DKI Jakarta Hadiri Peresmian Masjid At-Taqwa - Suara Muhammadiyah

JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Sabtu (20/11) masih dalam nuansa Milad Muhammadiyah, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DKI Jakarta dalam hal ini sebagai  bentuk syukur Milad Muhammadiyah ke-109, dan komitmen Muhammadiyah dalam memberi kebermanfaatan meresmikan Masjid At-Taqwa  dan Gedung Dakwah Muhammadiyah DKI Jakarta yang berlokasi di jalan tertua di kota Jakarta yaitu Jalan Kramat, Senen, Jakarta Pusat.

Peresmian dihadiri oleh H.M. Sun’an Miskan, Lc Ketua PWM DKI Jakarta, Prof, Dr. Haedar Nashir M.Si, Ketua PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, H. Anies Rasyid Baswedan, Ph.D Gubernur DKI Jakarta, dan Irjen. Pol. Dr. Fadil Imran, M.Si selaku Kapolda Metro Jaya.

Dengan Mengenakan<a href= Batik Muhammadiyah, Gubernur DKI Jakarta Hadiri Peresmian Masjid At-Taqwa" title="Dengan Mengenakan Batik Muhammadiyah, Gubernur DKI Jakarta Hadiri Peresmian Masjid At-Taqwa" width="300" height="138" data-recalc-dims="1" />

Sun’an Miskan pada sambutanya meminta kepada Prof. Haedar Nashir Ketua PP Muhammadiyah dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk berkenan menandatangani prasasti sebagai bentuk diresmikannya masjid dan gedung tersebut. Sun’an menceritakan perihal 10 tahun yang lalu setelah peletakan batu pertama, pada periode PWM DKI Jakarta tahun 2010-2015 dan kemudian berlanjut sampai periode saat ini.

Terdapat balai pertemuan yang diberi nama Ir H. Djuanda seorang Pahlawan Nasional yang terkenal dengan Deklarasi Djuanda. Sun’an menyampaikan bahwa diberinya nama tersebut sebab ingin mengenang semangat juangnya. “Pada tahun 1933 setelah Djuanda menamatkan pendidikan tinggi, ia mendapat dua pilihan yaitu menjadi dosen atau menjadi seorang guru, dan beliau memilih menjadi kepala sekolah SMA Muhammadiyah Kramat Jakarta. Hal itu dipilihnya sebagai bentuk menjaga rasa nasionalismenya serta panggilan hati dan kewajiban beliau, yang pada saat itu menjadi ketua PWM Tasikmalaya,” jelas Sun’an

Senada dengan Sun’an yang memberi nama bangunan Djuanda yang serat dengan sejarah. Anies Baswedan menuturkan dalam sambutannya bahwa bangunan tersebut berlokasi di daerah yang bersejarah, karena menurutnya Jalan Kramat ini adalah bagian paling tua di Jakarta. “Mulai dari Cawang sampai Senen itu merupakan garis perdagangan di Jakarta pada masa lalu,” ujar Anies.

Dengan Mengenakan Batik Muhammadiyah, Gubernur DKI Jakarta Hadiri Peresmian Masjid At-Taqwa

Kami harap dengan adanya bangunan baru ini, maka bukan saja gedung yang baru, Insyaallah idenya, gagasannya, serta terobosannya makin banyak yang baru dari tempat ini, dengan begitu Muhammadiyah terus menerus bisa menggaungkan pembaharuan, kemajuan,” jelas Anies

Ia juga berharap agar kolaborasi antara Pemerintahan Jakarta dengan PWM DKI Jakarta terus terjalin dan berjalan dengan baik. “Beberapa hal yang akan dikerjakan antara DKI dengan PW Muhammadiyah, serta dari PP Muhammadiyah akan kita laksanakan, khususnya terkait pemenuhan kebutuhan pangan, dan Muhammadiyah memiliki jejaring yang luas terkait itu,” tutup Anies. (guf)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan suaramuhammadiyah.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab suaramuhammadiyah.id.
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement