REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Syariat telah mengingatkan perlunya membalas penghormatan (salam) dengan baik. Memberi dan menjawab salam sebagai bentuk saling menghormati antara sesama muslim.
Perintah perlu membalas salam diabadikan Allah SWT dalam surah An-Nisa Ayat 86 yang artinya:
"Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu."
Prof Quraish Shihab mengatakan, ayat ini, mengajarkan kepada kita orang Islam bagaimana menjalin hubungan yang lebih akrab lagi.
"Yaitu dengan membalas (salam) penghormatan dengan yang sama atau lebih baik," kata Prof Quraish Shihab dalam Tafsirnya Al-Misbah.
Katanya, hal tersebut juga disampaikan Sayyid Muhammad Thanthawi yang menghubungkan ayat ini dengan ayat sebelumnya. Al-Biqa‘i menghubungkan ayat ini dengan ayat yang lalu dengan menyatakan bahwa karena yang memberikan syafaat buruk, wajar untuk dijauhi bukan saja dengan perbuatan tapi juga dengan ucapan.
Maka dijelaskannya di sini bahwa ucapan salam saat bertemu apalagi menjawab ucapan salam tidak termasuk bagian dari apa yang dinamai syafaat. Karena itu menurut al-Biqa‘i ayat ini berpesan bahwa pasti satu ketika kamu akan mendapat kedudukan terhormat.
"Sehingga ada yang menyampaikan ucapan penghormatan kepada kamu, dan karena ini bukan bagian dari syafaat," katanya.
Maka apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, baik dalam bentuk ucapan maupun perlakuan atau pemberian hadiah dan semacamnya maka balaslah dengan segera sebagaimana dipahami dari huruf fa’ pada kata ( Iftja) farudduha penghormatan itu dengan yang lebih baik.
"Yakni melebihkannya atau meningkatkan kualitasnya atau balaslah dengan yang serupa tidak berlebih dan tidak berkurang," katanya.
Karena, sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu termasuk tata cara dan kualitas balasan salam atau penghormatan. Kata tahiyyah terambil dari kata bayah/hidup.
Kata tahiyat berarti doa untuk memperpanjang usia. Ia pada mulanya tidak diucapkan kecuali kepada raja/penguasa. Bahkan dalam shalat kita diajarkan untuk mengucapkan at-tafaiyyat yang ditujukan hanya kepada Allah swt.
Ini untuk menggambarkan bahwa hidup dan sumber hidup yang tiada hentinya adalah Allah SWT dari sini kemudian kata ini diartikan kerajaan, seakan-akan kehidupan raja itulah kehidupan sempuma. Kata ini menggambarkan segala macam penghormatan, baik dalam bentuk ucapan maupun selainnya.