Ahad 21 Nov 2021 06:25 WIB

Gibran Ingin Wujudkan Solo Sebagai Kota Santri

Gibran menyebut di Solo banyak pesantren dan santri.

Rep: Binti Sholikhah/ Red: Muhammad Hafil
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming saat menghadiri kegiatan Santri Weekend di Pondok Ar-Raudhah, Sabtu (20/11). Gibran ingin mewujudkan Solo sebagai Kota Santri dan Kota Bersholawat.
Foto: Pemkot Solo
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming saat menghadiri kegiatan Santri Weekend di Pondok Ar-Raudhah, Sabtu (20/11). Gibran ingin mewujudkan Solo sebagai Kota Santri dan Kota Bersholawat.

REPUBLIKA.CO.ID,SOLO -- Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, ingin mewujudkan Solo sebagai Kota Santri dan Kota Bersholawat. Selain jumlah pondok pesantren (ponpes) yang banyak, kegiatan Solo Bersholawat sudah dimulai sejak 2009.

Keinginan itu dikatakan Gibran saat menghadiri kegiatan Santri Weekend di Pondok Ar-Raudhah, Sabtu (20/11). Acara tersebut dipimpin oleh pengasuh Ponpes Ar-Raudhah, Habib Novel bin Muhammad Alaydrus.

Baca Juga

"Sesuai arahan dan petunjuk dari Habib Novel, kami ingin menunjukkan dan menonjolkan bahwa Solo itu adem, Solo itu sebagai Kota Santri Kota Sholawat. Apalagi tahun depan kita punya masjid baru di Gilingan, Pemkot Solo ingin menggenjot lagi kegiatan rebana-rebana," terang Gibran di acara tersebut.

Gibran mengapresiasi pelaksanaan Santri Weekend yang sudah bisa dilaksanakan kembali setelah sempat vakum lantaran pandemi Covid-19. Dia mengaku siap memfasilitasi setiap kegiatan keagamaan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

"Karena Solo sudah menjadi level 2. Kita sedang ngejar ke level 1. Biar acara-acara seperti ini bisa lebih meriah lagi," imbuhnya.

Dia juga melaporkan capaian vaksinasi Covid-19 di Solo sudah mencapai angka 127 persen. Capaian tersebut termasuk orang-orang di luar Solo yang beraktivitas di Solo. Harapannya, kegiatan ekonomi dan pemulihan ekonomi bisa segera dinaikkan.

"Kegiatan-kegiatan seperti ini bisa diadakan, yang penting kita pakai masker, menjaga protokol kesehatan, yang belum vaksin kami bantu vaksin juga. Pokoknya kami ingin warga itu bisa beraktivitas normal kembali," ungkapnya.

Gibran juga memohon maaf karena Pemkot Solo banyak membuat larangan-larangan selama pandemi. Namun, larangan dibuat biar warga terlindungi dan pandemi segera berlalu.

"Harapannya pandemi Covid ini bisa segera selesai. Acara-acara seperti festival rebana sholawatan di balai kota itu bisa diadakan kembali," terangnya.

Sementara itu, Habib Novel menjelaskan Solo Bersholawat sudah ada sejak 2009 ketika Joko Widodo menjabat sebagai Wali Kota Solo. "Dari Masjid Al Wustho Mangkunegaran dibuka Pak Jokowi kemudian beliau persilakan iring-iringaan rebana itu menuju Balai Kota," jelas Habib Novel di acara tersebut.

Dia berharap sebagai penerus ayahnya yang memimpin Kota Solo, Gibran dapat meneruskan bahkan menjadikan Solo sebagai Kota Santri.

"Sekarang putranya menjadi Wali Kota kalau menyapa santri itu hal yang mengijuti jejak bapaknya. Harapannya Mas Gibran bisa naik satu level lagi menjadi Solo Kota Santri karena banyak pondok pesantren di Solo," jelasnya.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement