REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sebelum menerima wahyu dari Allah ﷻ, Nabi Muhammad sudah dikenal sebagai orang yang jujur dan diberikan gelar Al Amin.
Dikutip dari Mukhtashar Al Bidayah wa An-Nihayah dari Ibnu Katsir, Muhammad bin Ishak berkata, Rasulullah ﷺ tumbuh menjadi seorang pemuda dengan penjagaan dan pemeliharaan Allah dari berbagai kotoran jahiliyah. Hal ini karena Allah menghendaki kehormatannya dan risalah yang akan diembannya.
Rasulullah ﷺ bersabda, "Allah tidak mengutus seorang nabi melainkan dari penggembala kambing. Para sahabat lalu bertanya, "Demikian pula engkau wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Aku menggembalakan kambing milik penduduk Makkah dengan upah beberapa qirath (1/20 dinar)." (HR. Ibnu Majah)
Sementara Rasulullah ﷺ menikahi Khadijah binti Khuwailid ketika beliau berumur 25 tahun. Suku Quraisy mengadakan perbaikan Ka'bah lima tahun sebelum
Rasulullah diangkat menjadi seorang rasul. Ketika terjadi kegiatan perbaikan itu, sampailah mereka pada pekerjaan menegakkan sebuah batu tiang. Mereka terlibat percekcokan tentang penegakan batu tiang tersebut berkenaan dengan kabilah yang berhak menegakkannya.
Mereka berkata, "Mari kita tetapkan bahwa penegaknya adalah orang yang pertama kali datang kepada kita." Ternyata yang pertama-tama datang adalah Rasulullah ﷺ, sehingga mereka menetapkannya. Beliau lalu memerintahkan untuk meletakkan batu tiang itu di atas selembar kain, lalu setiap pemuka kabilah diperintahkan untuk memegang bagian pinggir kain itu, kemudian mengangkatnya ke arah Rasulullah.
Rasulullah lalu mengambil dan meletakkannya pada posisinya. Dengan demikian tiada yang bertambah melainkan rasa ridha kepada Rasulullah, sehingga mereka memanggil beliau dengan sebutan Al Amin 'orang jujur', sebelum beliau menerima wahyu.