Ahad 21 Nov 2021 13:00 WIB

Ucapan Salam Mengandung Makna Persamaan Kemanusiaan 

Ucapan salam menjadi tanda semua umat di hadapan Allah sama.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Ucapan Salam Mengandung Makna Persamaan Kemanusian. Foto: Bersalaman.  (ilustrasi)
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Ucapan Salam Mengandung Makna Persamaan Kemanusian. Foto: Bersalaman. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ucapan salam ' Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh' menjadi tanda di antara mereka ada Ikatan persaudaraan dalam bingkai keyakinan (Islam). Ucapan salam menjadi tanda semua umat di hadapan Allah sama.

"Dapat ditambahkan bahwa, ucapan salam mengandung juga makna persamaan kemanusiaan," tulis Prof Quraish Shihab dalam Tafsirnya Al-Misbah.

Baca Juga

Untuk itu kata Prof Quraish Shihab, kenapa terhadap anak-anak kecil pun Nabi SAW mengucapkan salam. Walaupun pada prinsipnya yang kecil harus lebih dahulu mengucapkan salam kepada yang tua.

"Yang sedikit kepada yang banyak, yang berjalan kepada yang duduk, yang berkendaraan kepada yang berjalan kaki, yang melihat kepada yang tidak melihat dan lain-lain," katanya.

Namun, itu semua tidak bertentangan dengan prinsip persamaan, tetapi itu berkaitan dengan hak masing-masing, yakni hak penghormatan, karena persamaan hak tidak mengakibatkan terabaikannya kewajiban menghormati yang tua dan tidak juga menjadikan yang tidak memiliki keistimewaan dipersamakan dengan yang memilikinya.

Kata hasiban yang terdiri akarnya dari huruf-htiruf ha’, sin dan w’ mempunyai empat kisaran makna, yakni: menghitung, mencukupkan, bantal kecil dan penyakit yang menimpa kulit sehingga memutih. Tentu saja m akna ketiga dan keempat mustahil dikaitkan atau disandang oleh Allah swt. 

Dalam al-Qur’an kata hasib terulang sebanyak empat kali, tiga di antara^iya menjadi sifat Allah dan yang keempat tertuju kepada manusia yakni firman-Nya dalam (QS. al-Isra’ [17]: 14).

Kata Hasib yang menjadi sifat Allah, dua di antaranya (QS. an-Nisa’ [4]: 6 dan al-Ahzab [33]: 39).

"Di dahului oleh kata kafa yang berarti cukup sehingga hastban lebih cenderung dipahami dalam arti yang memberi kecukupan, sedang ayat ketiga bersifat umum, yakni firman-Nya yang sedang ditafsirkan " katanya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement