REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Qatar terus mematangkan persiapan menuju Piala Dunia 2022. Salah satunya, penyelenggara membahas vaksin yang selayaknya dipakai saat berkunjung ke negara tersebut. Maklum, dunia masih dalam pandemi covid-19.
Ketua Panitia Penyelenggara Piala Dunia 2022 Nasser Al-Khater menjelaskan hal ini dalam sebuah pertemuan. Menurut dia, pihaknya masih sulit memperediksi apa yang akan terjadi dalam setahun ke depan.
"Mayoritas vaksin diterima di Qatar. Kami terus berdiskusi dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Saya pikir, akan bergantung pada landskap di seluruh dunia, di mana secara global sedang berada dalam pandemi virus corona," kata Al-Khater menanggapi pertanyaan dari TASS tentang vaksin apa yang disetujui bagi penggemar yang menghadiri Piala Dunia 2022, dikutip dari Tass.com, Ahad (21/11).
Saat ini, beberapa jenis vaksin sudah disetujui Kementrian Kesehatan Qatar. Ada Pfizer, Moderna, AstraZeneca, dan Johnson&Johnson. Artinya siapa pun yang sudah mendapat sejumlah vaksin tersebut, bisa menyaksikan langsung berbagai pertandingan di arena.
Pada Oktober lalu, Sputnik dari Rusia, dan Sinovac asal China juga masuk daftar vaksin yang disetujui secara bersyarat. Artinya untuk individu yang sudah mendapat dua dosis suntikan, dan kemudian setidaknya setelah 14 hari mendapat satu dosis vaksin Pfizer BioNTech atau Moderna, akan dianggap sudah menerima vaksinasi sepenuhnya.
Selain itu, semua individu yang divaksinasi dengan persetujuan bersyarat di atas, harus lulus tes darah untuk mendeteksi antibodi terhadap virus corona sebelum berpergian ke Qatar.
Pada kesempatan serupa, Al-Khater mengumumkan sebuah kabar baik. Semua stadion di Qatar sudah selesai dibangun. Hanya ada beberapa area yang membutuhkan pengaspalan. Ia senang menyampakan hal ini.
Piala Dunia Qatar berlangsung dari 21 November hingga 18 Desember 2022. Ada delapan stadion di tujuh kota menjadi tempat berlangsungnya berbagai pertandingan. Kota-kota itu, yakni di Doha, Lusail, Al Wakrah, Al Khor, Al Rayyan, Umm Salal, dan Madinar Ash Shamal.