REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman, berharap daerah yang dipimpinnya itu bisa menjadi sentra atau pusat energi terbarukan di Indonesia.
"Harapan kita, menjadikan Sulsel ini sebagai sentra energi terbarukan di Indonesia. Mengurangi emisi karbon," kata Andi Sudirman.
Andi Sudirman menyampaikan, sebagai hub Indonesia Bagian Timur, Sulsel memiliki peranan penting. Demikian juga ke depan dalam mendukung kebutuhan logistik bagi ibu kota negara baru, di Kalimantan Timur.
Untuk investasi, Sulsel memiliki potensi yang sangat kuat. Selain memiliki sumber daya alam yang besar, juga memiliki faktor pendukung berupa aksesibilitas dan transportasi yang baik.
Saat ini juga memiliki kelebihan listrik dengan kapasitas 580 Megawatt (MW). Bahkan untuk meningkatkan produksi listrik semakin, utamanya pada energi baru terbarukan, telah dilakukan MoU dengan PLN.
Demikian juga hadirnya investasi dengan perkiraan pendapatan Rp 2,5 triliun untuk solar cell di wilayah kepulauan. Komitmen investasi dari perusahaan asal Jepang serta rencana UPC Investor untuk memasang PLTB 70 MW fase kedua di Sulsel.
Sementara Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, mengatakan program pemerintah saat ini, mengikuti pola dunia yang berubah sangat cepat. Pemerintah harus membuat regulasi sesuai perkembangan global. Di mana green energi dan industri hijau menjadi pilihan ke depannya.
Sehingga, pengembangan energi baru terbarukan, kawasan industri hijau ramah lingkungan dan hilirisasi dilakukan. Kementerian investasi telah membuat roadmap bahwa proses hilirisasi sumber daya alam harus dilakukan secara konsisten dalam memberikan nilai tambah.
Pada masa keemasan kayu dan batu bara tidak dilakukan hilirisasi. Saat ini, nikel yang juga dimiliki Indonesia begitu sangat menjanjikan dan perlu dilakukan hilirisasi.
"Yang ada saat ini nikel. Saya bilang nikel adalah anugerah Tuhan yang diberikan kepada Indonesia. Tetapi kalau tidak mampu dikelola dengan baik, akan menjadi petaka yang sama ketika kita mempunyai hutan," ujarnya.
Nikel sangat dibutuhkan dalam pembuatan baterai mobil listrik. Indonesia akan menjadi pemain baterai terbesar di dunia, dan ekosistemnya harus diciptakan dari hulu ke hilir.
Sulsel memiliki cadangan nikel yang besar. Sehingga, Ia mengharapkan peran Sulsel dalam mewujudkan hal tersebut. Ia juga menyampaikan, masa depan Indonesia ada di Kawasan Timur Indonesia (KTI), dan Sulsel adalah representasi dari KTI.
Ia mengajak Sulsel untuk menangkap peluang investasi yang ada. Disampaikannya, investasi di Indonesia tidak lagi bertumpu pada Pulau Jawa, ini dilakukan agar terjadi pemerataan pembangunan dan pertumbuhan.