REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali mengucapkan duka mendalam atas meninggalnya legenda bulu tangkis Indonesia Verawaty Fajrin yang meninggal dunia pada Ahad (21/11) pagi pukul 06.58 WIB di Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta. Menurut Menpora, Verawaty sebagai salah satu legenda bulu tangkis Indonesia memberikan inspirasi dan prestasi yang luar biasa bagi Indonesia.
"Saya berdoa semoga almarhum husnul khotimah dan keluarga yang ditinggal selalu diberi keikhlasan," kata Menpora Amali dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id.
Sebelumnya Menpora Amali pada 20 September 2021 sempat menjenguk dan memberikan semangat kepada Verawaty di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta. Verawaty saat itu sedang berjuang melawan penyakit kanker paru-paru yang dideritanya.
Menpora Amali memastikan semua penanganan yang diberikan pihak Rumah Sakit berjalan dengan baik. "Penanganannya bagus, luar biasa, ditangani oleh satu tim rumah sakit kanker Dharmais," ujar Menpora Amali waktu itu.
Vera mantan pemain yang sarat prestasi besar ini berpulang dalam usia 64 tahun setelah sempat menjalani perawatan akibat sakit kanker paru-paru. Hingga akhir hayat, Vera meninggalkan suami, Fajriansyah Biduin, seorang anak Fidyandini dan dua cucu.
Jenazah Vera dimakamkan di TPU Tanah Kusir Jakarta Selatan, Ahad siang, diberangkatkan dari rumah duka, Kavling DKI Cipayung, Jl. Durian Blok T 1 No 23 RT 01 / 08, Cipayung, Jakarta Timur. Sebelumnya dishalatkan di Masjid Al Islam, kawasan Cipayung, Jakarta Timur.
Vera berprestasi banyak pada masanya. Di tunggal putri, wanita kelahiran Jakarta, 1 Oktober 1957 ini sukses menjuarai Kejuaraan Dunia 1980 di Jakarta. Dia menjadi kampiun usai di final mengalahkan rekannya, Ivana Lie, 11-1, 11-3.
Setahun sebelumnya, bersama Imelda Wigoena, Vera merenggut juara All England 1979 setelah menekuk Atsuko Tokuda/Mikiko Takada (Jepang), 15-3, 10-15, 15-5. Mereka pun menjadi pasangan ganda putri kedua Indonesia yang sukses di All England setelah Minarni/Retno Kustiyah yang melakukannya pada 1968. Bersama Imelda pula, Vera merebut emas SEA Games Manila 1981.
Bersama Imelda pula, Vera juga sukses merebut medali emas Asian Games VIII/1978 di Bangkok. Mereka di final mengalahkan Chiu Yu Fang/Cheng Hui Ming (China). Sebelumnya, mereka juga memenangi titel Denmark Terbuka 1978.
Di luar itu, masih prestasi besar lainnya. Bersama Eddy Hartono, Vera sebelumnya juga ikut mengantarkan Indonesia memboyong Piala Sudirman 1989. Mereka menjadi penentu kemenangan tim Garuda 3-2 atas Korea Selatan di final setelah mengatasi Park Joo-bong/Chung Myung-hee, 18-13, 15-3.