REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, menyoroti bentrok yang terjadi melibatkan ormas Pemuda Pancasila (PP) dan Forum Betawi Rempug (FBR) beberapa waktu lalu. Berkaca pada kasus tersebut, pihaknya tak menampik memang masih ada bentrok yang terdiri dari beberapa kelompok dan warga DKI Jakarta.
“Memang ada saja masalah kecil bisa jadi besar, untuk itu semua harus bisa meredakan, bisa memahami, mengerti bahwa perbedaan kita tidak perlu berujung bentrok atau konflik, apalagi perpecahan,” kata Riza.
Riza melanjutkan, warga DKI yang memang terdiri dari beberapa kelompok, memang dan seharusnya menjadi kekayaan DKI dengan citra pluralnya. Oleh sebab itu, alih-alih bentrok karena masalah kecil, dia meminta agar ada kebersamaan, kebhinekaan yang bisa tetap dijaga secara bersama.
“Harus kita jaga. Walau berbeda-beda tapi tetap satu, itu harapan kita bersama. Justru perbedaan kita ini kita satukan sebagai sebuah kekayaan, seperti pelangi yang berwarna-warni dan itu menjadi indah,” tuturnya.
Alih-alih dari bentrok atau tawuran antar massa, katanya, keberagaman dan perbedaan sebaiknya digunakan pada hal bermanfaat. Oleh sebab itu, sosialisasi, imbauan hingga ajakan melalui forum-forum webinar hingga diskusi, diakui dia telah dilakukan pihaknya untuk mengalihkan berbagai potensi bentrok antar kelompok.
“Yaitu bisa kegiatan keagamaan, kegiatan sosial pendidikan dan kesehatan,” jelas dia.
Sebagai informasi, bentrok PP dan FBR memang kerap terjadi, terakhir, dua ormas itu melakukan tawuran di Pasar Lembang, Ciledug, Kota Tangerang, Jumat (19/11) malam. Diduga pihak kepolisian, kedua ormas itu berebut lahan kepemilikan.