Senin 22 Nov 2021 08:05 WIB

Indonesia Utang Lagi ke ADB Sebesar 500 Juta Dolar AS

Pinjaman ini untuk membiayai subprogram terkait peningkatan produktivitas.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
Seorang pekerja mencatat nomor seri tabung oksigen yang telah diisi. Asian Development Bank (ADB) atau Bank Pembangunan Asia menyetujui pinjaman berbasis kebijakan senilai 500 juta dolar AS kepada pemerintah Indonesia.
Foto: ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang
Seorang pekerja mencatat nomor seri tabung oksigen yang telah diisi. Asian Development Bank (ADB) atau Bank Pembangunan Asia menyetujui pinjaman berbasis kebijakan senilai 500 juta dolar AS kepada pemerintah Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asian Development Bank (ADB) atau Bank Pembangunan Asia menyetujui pinjaman berbasis kebijakan senilai 500 juta dolar AS kepada pemerintah Indonesia. Adapun pinjaman ini untuk membantu pemulihan dari dampak pandemi Covid-19 dan menciptakan pertumbuhan berkelanjutan.

Direktur ADB bidang Pembangunan Manusia dan Sosial bagi Asia Tenggara Ayako Inagaki mengatakan pinjaman ini akan membantu meningkatkan kualitas SDM, menaikkan produktivitas tenaga kerja serta reformasi bidang pendidikan, pengembangan keterampilan, kesehatan, dan perlindungan sosial.

Baca Juga

“Program ini mendukung reformasi penting yang membantu pemerintah mencapai berbagai target kesehatan dan pendidikan dalam sustainable development goals,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (22/11).

Menurutnya pinjaman ini diperlukan demi tingkat pertumbuhan tahunan sebesar tujuh persen, agar Indonesia mampu menjadi negara berpenghasilan tinggi pada 2045. Hal ini membutuhkan angkatan kerja yang terampil bagi transisi menuju manufaktur teknologi tinggi dan ekspor bernilai tambah lebih tinggi.

Indeks modal manusia Indonesia naik menjadi 54 persen pada 2020 dari sebelumnya 50 persen pada 2010. Pembangunan manusia diidentifikasi sebagai pendorong penting pertumbuhan ekonomi dalam visi 2045 pemerintah Indonesia dan rencana pembangunan jangka menengah nasional 2020–2024.

Pinjaman baru ini membiayai subprogram pertama dari tiga subprogram meningkatkan produktivitas melalui program pembangunan modal manusia. Program ini juga menggabungkan pinjaman berbasis kebijakan dengan bantuan teknis dan dukungan pengetahuan yang berfokus pada kesehatan, pendidikan, dan perlindungan sosial sehingga akan menaikkan indeks SDM Indonesia menjadi 59 persen pada 2026.

“Adanya angkatan kerja yang terampil dan sehat melalui pendidikan teknis dan vokasi, pelatihan dan pendidikan tinggi akan mendorong perusahaan untuk berinvestasi di Indonesia, sehingga turut memajukan pembangunan sektor swasta,” ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement