Senin 22 Nov 2021 11:27 WIB

Airlangga Optimistis Ekonomi Kuartal IV 2021 Tumbuh 6 Persen

Sejumlah indikator seperti keyakinan konsumen menunjukkan tren positif.

Red: Friska Yolandha
Pedagang kaki lima (PKL) melayani pembeli di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Ahad (21/11/2021). Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) per November 2021 secara Year over Year perekonomian tumbuh 3,51 persen dari sisi permintaan aktifitas perekenomian tradisional yang dianggap mampu merefleksikan pertumbuhan ekonomi masyarakat di suatu kota.
Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat
Pedagang kaki lima (PKL) melayani pembeli di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Ahad (21/11/2021). Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) per November 2021 secara Year over Year perekonomian tumbuh 3,51 persen dari sisi permintaan aktifitas perekenomian tradisional yang dianggap mampu merefleksikan pertumbuhan ekonomi masyarakat di suatu kota.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis, ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2021 akan tumbuh di antara lima persen hingga enam persen. Optimisme ini didapat dari sejumlah indikator.

"Kalau kita mau tumbuh di angka empat persen pada tahun ini, maka di kuartal keempat kita harus memacu menjadi sekitar 5,5 persen sampai enam persen," ujar Airlangga dalam acara BeritaSatu Economic Outlook 2022 secara daring di Jakarta, Senin (22/11).

Baca Juga

Ia meyakini, hal tersebut bisa tercapai karena beberapa indikator, baik itu purchasing managers' index (PMI) manufaktur hingga indeks keyakinan konsumen sudah positif. Sehingga pada keseluruhan tahun 2021 ekonomi bisa tumbuh empat persen dan meningkat menjadi 5,2 persen pada 2022.

Jika dilihat dari berbagai komponen pengeluaran produk domestik bruto (PDB), seluruhnya menunjukkan pertumbuhan positif baik ekspor, impor, konsumsi rumah tangga, investasi, maupun belanja pemerintah pada kuartal III 2021. Meski sempat menurun, ia memperkirakan konsumsi rumah tangga akan kembali meningkat pada kuartal IV 2021, begitu pula dengan konsumsi pemerintah.