Senin 22 Nov 2021 11:53 WIB

Kerusuhan Pecah di Eropa Saat Demo Pembatasan Covid-19

Belanda dan Prancis terapkan aturan pembatasan terkait Covid-19 tapi warga tak terima

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Demonstrasi anti-lockdown rusuh di Belanda. Belanda dan Prancis terapkan aturan pembatasan terkait Covid-19 tapi warga tak terima.
Foto: AP
Demonstrasi anti-lockdown rusuh di Belanda. Belanda dan Prancis terapkan aturan pembatasan terkait Covid-19 tapi warga tak terima.

REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM - Kerusuhan pecah di kota-kota di seluruh Belanda pada Ahad (21/11) di malam ketiga berturut-turut ketika polisi bentrok dengan gerombolan pemuda. Para pemuda yang marah membakar serta melemparkan batu untuk memprotes pembatasan Covid-19.

Kerusuhan dilaporkan muncul di sejumlah lokasi termasuk Leeuwarden dan Groningen di utara, kota timur Enschede, dan Tilburg di selatan. Di Enschede, kota tempat peraturan darurat dikeluarkan, polisi menggunakan tongkat berupaya membubarkan kerumunan, menurut video di media sosial.

Baca Juga

Di Leeuwarden, mobil polisi dilempari batu dan kelompok berpakaian hitam berteriak-teriak dan mulai melakukan pembakaran. Menanggapi gangguan terburuk sejak karantina wilayah (lockdown) menyeluruh yang mengakibatkan kekacauan yang meluas dan lebih dari 500 penangkapan pada Januari, polisi mengatakan lima petugas terluka pada Sabtu (20/11) malam.

Selain itu, setidaknya 64 orang ditahan di tiga provinsi, termasuk puluhan orang yang melemparkan kembang api dan pagar selama pertandingan sepak bola di stadion Feyenoord Rotterdam. Kerusuhan mutakhir dimulai pada Jumat (19/11) malam di Rotterdam. Di kota itu, polisi menembaki kerumunan yang membludak menjadi ratusan orang selama protes.

Wali kota Rotterdam mengatakan protes itu telah berubah menjadi "hura-hura kekerasan". Empat orang yang diyakini terkena peluru polisi masih dirawat di rumah sakit pada Ahad, kata pihak berwenang.

Protes-protes itu dipicu oleh penentangan terhadap rencana pemerintah untuk membatasi penggunaan kartu corona nasional bagi orang-orang yang telah pulih dari Covid-19 atau telah divaksin, tidak termasuk mereka yang hasil tesnya negatif. Belanda menerapkan kembali beberapa tindakan lockdown pada 17,5 juta warganya akhir pekan lalu selama tiga pekan awal dalam upaya memperlambat berjangkitnya virus. Akan tetapi, infeksi harian tetap berada pada level tertinggi sejak pandemi mulai merebak.

Beberapa pemuda juga marah karena larangan kembang api pada Malam Tahun Baru agar rumah sakit tidak semakin kewalahan. Perawatan di rumah sakit terpaksa dikurangi karena lonjakan pasien Covid-19. Di antara konfrontasi paling serius pada Sabtu malam adalah yang terjadi di Den Haag.

Lima petugas terluka, salah satunya serius, menurut pernyataan polisi. Di kota itu, polisi menjalankan tugas dengan menunggang kuda dan menangkap 19 orang, salah satunya karena melemparkan batu melalui jendela ambulans yang lewat.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement