Bank-bank Afghanistan sangat bergantung pada pengiriman uang tunai dolar AS. Pengiriman ini telah berhenti sejak Taliban berkuasa. Menurut al Dardari, meskipun ada sekitar empat miliar afghani dalam perekonomian, hanya sekitar 500 ribu afghani yang beredar.
Warga Afghanistan lebih memilih untuk menahan pengeluaran dan menyimpan uang mereka di bawah kasur. “Sisanya disimpan di bawah kasur atau di bawah bantal karena orang takut,” kata al Dardari.
Al Dardari juga memperingatkan tentang konsekuensi dari runtuhnya perbankan untuk pembiayaan perdagangan. Afghanistan tahun lalu mengimpor barang dan produk dan jasa dengan nilai sekitar tujuh miliar dolar AS. Sebagian besar merupakan bahan makanan.
"Jika tidak ada pembiayaan perdagangan, gangguannya sangat besar. Tanpa sistem perbankan, semua ini tidak akan terjadi," kata al Dardari.