Senin 22 Nov 2021 16:34 WIB

Saat Amazon Tahu Terlalu Banyak Detail Intim Data Pengguna

Amazon menyimpan setiap pencarian di platform termasuk pertanyaan sensitif.

Red: Dwi Murdaningsih
amazon
amazon

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Senator muslim asal Virginia AS tercengang saat Amazon tahu sejauh mana ia mendengarkan bacaan Alquran di tanggal tertentu. Pertanyaannya, akan dibuat apa data-data itu?

Sebagai anggota parlemen Virginia, Amerika serikat (AS), Ibrahim Samirah telah banyak mempelajari masalah privasi internet dan mengikuti perdebatan tentang bagaimana mengatur pengumpulan data pribadi oleh perusahaan teknologi. Namun, dia tercengang juga saat mengetahui detail lengkap informasi yang dikumpulkan Amazon.com Inc. tentang dirinya.

Baca Juga

Raksasa e-commerce itu menyimpan lebih dari 1.000 kontak dari teleponnya. Ada juga catatan persisnya sampai mana bacaan Alquran yang tengah ia didengarkan hingga tanggal 17 Desember 2020. Perusahaan itu juga menyimpan setiap pencarian yang dia lakukan di platform-nya, termasuk pertanyaan sensitif terkait kesehatan yang menurutnya bersifat pribadi.

"Mereka itu jualan produk, atau memata-matai warga?" tanya Samirah, anggota Partai Demokrat di Virginia House of Delegates, yang dibesarkan sebagai seorang muslim.

Samirah termasuk di antara sedikit legislator di Virginia yang menentang undang-undang privasi negara bagian yang dirancang Amazon dan disahkan awal tahun ini. Atas permintaan kantor berita Reuters, Samirah meminta Amazon untuk mengungkapkan data-datanya sebagai konsumen.

Perusahaan itu kedapatan mengumpulkan beragam informasi tentang pelanggan mereka di AS, dan pada awal tahun lalu mulai membuat data itu tersedia bagi semua yang mengajukan pengungkapannya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement