Selasa 23 Nov 2021 00:40 WIB

Struktur Usia Penduduk Pengaruhi Lonjakan Kasus Covid

Saat ini vaksinasi Indonesia baru mencapai sekitar 32 persen dari total penduduk.

Covid 19 (ilustrasi)
Foto: Max Pixel
Covid 19 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Sonny Harry mengatakan struktur usia penduduk yang didominasi oleh orang lanjut usia mempengaruhi lonjakan kasus positif Covid-19 di Singapura dan Eropa."Struktur umur penduduk juga penting. Di Eropa dan Singapura, penduduk didominasi lansia yang imunitasnya lebih rendah, meski telah menerima (vaksinasi) dosis lengkap," kata Sonny di Jakarta, Senin (22/11).

Karena itu, menurut dia, Indonesia dengan struktur penduduk didominasi oleh masyarakat muda berkemungkinan lebih kecil kembali mengalami lonjakan kasus. Meskipun demikian, pemerintah tetap mewaspadainya, antara lain dengan memperketat skrining terhadap orang yang datang dari luar negeri.

Baca Juga

Belajar dari pengalaman gelombang kedua Covid-19, varian delta dibawa masuk oleh orang yang bekerja di luar negeri. Saat itu mereka pulang kampung atau mudik untuk merayakan IdulFitri, sehingga tanpa sadar membawa virus yang penyebarannya lebih cepat dibandingkan varian asli.

"Kemampuan tracing kita saat itu juga sedang rendah, satu banding dua atau satu banding tiga, dan saat itu vaksinasi kita cukup rendah," katanya.

Pada Juni 2021, kata dia, vaksinasi dosis pertama baru mencapai 7,8 persen dari total populasi. Meskipun saat ini vaksinasi Indonesia yang baru mencapai sekitar 32 persen dari total penduduk atau masih di bawah standar WHO, tapi jumlah ini lebih baik dibandingkan sebelumnya.

Ke depan, menurut Sonny, untuk menjaga agar kasus Covid-19 tidak lagi melonjak, vaksinasi akan terus digencarkan. Di samping itu penerapan protokol kesehatan juga akan diperketat sampai ke jenjang komunitas masyarakat terbawah, seperti di lingkungan rukun tetangga (RT).

"Saat ini yang melaporkan kepatuhan terdapat sekitar 500 ribu personel terdiri dari TNI, Polridan Duta Perubahan Perilaku yang berjumlah 129 ribu," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement