Selasa 23 Nov 2021 04:40 WIB

Tjandra Yoga: Sebaiknya Survei Antibodi Dilakukan Berkala

Saat ini cakupan vaksinasi Indonesia masih di bawah 50 persen.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Andi Nur Aminah
Prof Tjandra Yoga Aditama
Foto: Dok: pri
Prof Tjandra Yoga Aditama

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama menyampaikan, Indonesia patut bersyukur  kasus Covid-19 di Indonesia tetap terjaga melandai. Padahal beberapa negara lain dengan cakupan vaksinasi yang sudah 70 persen atau 80 persen tetap saja mengalami kenaikan kasus cukup tinggi. Sementara cakupan vaksinasi Indonesia masih di bawah 50 persen.

Tjandra pun memberikan contoh negara India yang kasus Covid-19 tetap terjaga melandai sejak beberapa bulan yang lalu, juga dengan cakupan vaksinasi di bawah 50 persen. Berdasarkan analisanya, salah satu alasan kenapa India dapat menjaga kasusnya tetap rendah adalah sudah cukup banyaknya penduduk yang ternyata sudah punya antibodi terhadap virus SARS CoV-2 penyebab Covid-19

Baca Juga

"Data akhir Oktober 2021 menunjukkan 97 persen penduduk New Delhi sudah memiliki antibodi dalam derajat tertentu, baik karena sudah divaksin Covid-19 maupun karena sudah tertular secara alamiah," ungkapnya, Senin (22/11).

Laporan sero positif 97 persen ini adalah survei ke enam yang dilakukan di New Delhi. Angka-angka sebelumnya memang menunjukkan kenaikan secara bertahap, mulai dari 22,8 persen pada Juli 2020; 28,7 persen di Agustus 2020; 25,1 persen pada September 2020; 25,5 persen di Oktober dan 56, 13 persen pada Januari 2021. 

Selain survei berkala ada juga survei-survei berskala cukup besar seperti yang dilakukan All India Institute of Medical Sciences (AIIMS). Lembaga survei ini mendapatkan angka sero positif di New Delhi adalah 67 persen pada puncak gelombang yang lalu, dan survei pada Council of Science and Industrial Research di New Delhi yang menunjukkan sero prevalensi 80 persen beberapa waktu setelah puncak.

 Dalam survei antibodi ke enam New Delhi ini sebagian sampel akan diteliti secara lebih mendalam tentang kadar antibodi yang terbentuk. Sehingga dapat lebih diketahui kadar proteksi yang ada di masyarakat. Selain di New Delhi maka juga ada survei serupa di kota bisnis terbesar India, yaitu di Mumbai. 

"Hasil survei ke lima di Mumbai menunjukkan bahwa antibodi terhadap Covid-19 sudah ditemukan pada 90,26 persen dari mereka yang sudah divaksin dan 79,86 persen pada mereka yang belum divaksin," ungkap Tjandra.

Sehingga, bila digabung datanya maka antibodi terhadap virus SARS CoV-2 sudah ada pada 86,64 persen penduduk kota Mumbai; 85,07 persen pada pria dan 88,29 persen pada wanita. Atas data tersebut, Tjandra memberikan lima catatan penting. 

Pertama, India sudah sejak tahun yang lalu secara amat berkala melakukan survei antibodi pada penduduknya. Bahkan sudah sampai enam kali di New Delhi dan lima kali di Mumbai, selain yang dilakukan oleh institusi kesehatan lain.  

Kedua, ternyata kadar antibodi terhadap Covid-19 di kedua kota terbesar itu sudah tinggi sekali. Sekitar 97 persen di New Delhi dan 87 persen di Mumbai.

"Ketiga, tingginya masyarakat yang sudah punya antibodi ini dapat saja dihubungkan dengan berhasilnya India menjaga kasus Covid-19 nya tetap terjaga rendah sekarang ini, " ujarnya. 

Sehingga, akan amat baik kalau Indonesia juga secara berkala dan berskala luar melakukan survei antibodi Covid-19. Setidaknya di beberapa kota besar. Tjandra tak  memungkiri, cara tersebut sudah pernah ada laporan beberapa survei seperti ini. Tetapi lebih baik kalau terus ditingkatkan dan hasilnya dianalisa dari waktu ke waktu sehingga dapat dilihat perkembangannya.

Keempat, akan baik juga kalau pada sebagian sampel dilakukan analisa lebih mendalam seperti kadar dan jenis antibodi yang ada, seperti yang dilakukan di New Delhi. Dan kelima, data dari survei antibodi dapat dijadikan salah satu bahan analisa penting untuk menganalisa ada tidaknya gelombang ke tiga. "Atau setidaknya seberapa besar kalau ada peningkatan kasus sesudah libur Nataru bulan depan," ujar Tjandra. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement