Senin 22 Nov 2021 22:11 WIB

 Menko PMK: SDM Pertanian Harus Terus Ditingkatkan

Menko PMK menyebut fakultas pertanian akan menjadi prioritas pengembangan

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) bidang pertanian masih harus terus digenjot. Sebab, saat ini belum banyak generasi milenial yang memandang pekerjaan di bidang pertanian memiliki masa depan yang menjanjikan atau bahkan bisa berkontribusi besar terhadap negara.
Foto: Republika/Abdan Syakura
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) bidang pertanian masih harus terus digenjot. Sebab, saat ini belum banyak generasi milenial yang memandang pekerjaan di bidang pertanian memiliki masa depan yang menjanjikan atau bahkan bisa berkontribusi besar terhadap negara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) bidang pertanian masih harus terus digenjot. Sebab, saat ini belum banyak generasi milenial yang memandang pekerjaan di bidang pertanian memiliki masa depan yang menjanjikan atau bahkan bisa berkontribusi besar terhadap negara.

"Apalagi, belakangan setelah pandemi Covid-19, sektor pertanian kian mengalami degradasi. Citra pekerjaan di bidang pertanian semakin terpuruk akibat krisis pangan yang di alami dunia tanpa terkecuali Indonesia. Bukan mustahil kalau kami tidak lakukan itu kita akan mengalami kesulitan pangan dan ketergantungan terus terhadap impor. Ini adalah tugas dan tanggung jawab kita bersama,”katanya kepada Republika, Senin (22/11).

Kemudian, ia melanjutkan pemerintah telah melakukan intervensi terhadap kemajuan pertanian di Indonesia. Antara lain, membangun pusat-pusat pangan di beberapa provinsi serta menyediakan sarana prasarana dan infrastruktur pertanian.

Di samping itu, upaya untuk membangun kembali kepercayaan generasi muda pada masa depan pekerjaan di bidang pertanian juga masih terus dilakukan. Salah satunya melalui intervensi perguruan tinggi terutama yang memiliki program studi bidang pertanian.

“Saya kira kami perlu evaluasi mendasar di perguruan tinggi khususnya pada fakultas-fakultas pertanian. Misalnya terkait guru atau dosen, lahan praktik. Intinya kami ingin fakultas pertanian menjadi prioritas,” kata dia.

Ia menyebut beberapa perguruan tinggi sebenarnya sudah melakukan inovasi dan upaya transformasi dengan memanfaatkan teknologi. Penggunaan drone untuk melakukan pemetaan kondisi tanah, tanaman hingga mengetahui jenis hama tanaman, dan pupuk yang tepat untuk digunakan.

Ia menambahkan yang seperti ini sebenarnya sudah dilakukan, hanya belum maksimal. Sehingga perlu  eksplorasi lagi bagaimana melakukan terobosan agar dunia pertanian di Indonesia dapat terus berkembang dan generasi milenial ini bisa lebih mencintai dunia bertani dan mau ikut terlibat mewujudkan ketahanan pangan di dalam negeri. 

"Ketahanan pangan adalah bagian dari ketahanan nasional. Para Dosen pertanian harus bisa meyakinkan generasi milenial untuk menjadi petani modern dan sekaligus membangun ketahanan bangsa dan negara," kata dia.

Diketahui, Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah tenaga kerja pertanian pada Agustus 2015 sebanyak 37,75 juta orang dan pada Agustus 2019 sebanyak 35,45 juta orang atau berkurang 2,3 juta dalam 4 tahun.

Meskipun pada Agustus 2020 pekerja pertanian naik 2,77 juta dari tahun sebelumnya yakni menjadi sebanyak 38,22 juta orang, namun pekerja di sektor pertanian masih didominasi oleh mereka yang berusia di atas 45 tahun. Hal itu lebih disebabkan dampak pandemi, dimana banyak pekerja yang kehilangan pekerjaan karena pandemi lalu mereka kembali ke kampungnya dan hidup bertani.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement