Suasana pemukiman masyarakat yang terendam banjir di tepian Sungai Kapuas, Sintang, Kalimantan Barat, Senin (22/11/2021). Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan banjir di Kabupaten Sintang terjadi karena curah hujan tinggi serta daerah tangkapan air di hulu Sungai Kapuas dan Sungai Melawi sudah banyak berkurang, sehingga sungai meluap terutama pada titik pertemuan sungai yang padat penduduk. (FOTO : ANTARA/Jessica Helena Wuysang)
Suasana pemukiman masyarakat yang terendam banjir di tepian Sungai Kapuas, Sintang, Kalimantan Barat, Senin (22/11/2021). Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan banjir di Kabupaten Sintang terjadi karena curah hujan tinggi serta daerah tangkapan air di hulu Sungai Kapuas dan Sungai Melawi sudah banyak berkurang, sehingga sungai meluap terutama pada titik pertemuan sungai yang padat penduduk. (FOTO : ANTARA/Jessica Helena Wuysang)
Sejumlah anak bermain di jalanan yang terendam banjir di tepian Sungai Kapuas, Sintang, Kalimantan Barat, Senin (22/11/2021). Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan banjir di Kabupaten Sintang terjadi karena curah hujan tinggi serta daerah tangkapan air di hulu Sungai Kapuas dan Sungai Melawi sudah banyak berkurang, sehingga sungai meluap terutama pada titik pertemuan sungai yang padat penduduk. (FOTO : ANTARA/Jessica Helena Wuysang)
inline
REPUBLIKA.CO.ID,SINTANG -- Suasana pemukiman masyarakat yang terendam banjir di tepian Sungai Kapuas, Sintang, Kalimantan Barat, Senin (22/11/2021).
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan banjir di Kabupaten Sintang terjadi karena curah hujan tinggi serta daerah tangkapan air di hulu Sungai Kapuas dan Sungai Melawi sudah banyak berkurang, sehingga sungai meluap terutama pada titik pertemuan sungai yang padat penduduk.
sumber : Antara
Advertisement