Selasa 23 Nov 2021 10:15 WIB

Alffy Rev Padukan Batik dan Musik EDM di PKN 2021

Industri fashion sekarang terus mendorong pergantian tren setiap pekan.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Qommarria Rostanti
Alffy Rev mengenakan batik saat mengisi gelaran Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2021.
Foto: Kemendikbudristek
Alffy Rev mengenakan batik saat mengisi gelaran Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musisi Alffy Rev dan Diskoria terlihat mengenakan batik saat mengisi gelaran Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2021. Penampilan mereka menunjukkan bahwa batik menjadi busana yang dapat digunakan pada banyak kesempatan, termasuk ketika Alffy memainkan musik EDM, maupun Diskoria ketika membawakan musik disko.

Konser virtual PKN 2021 diawali dengan menyanyikan lagu “Indonesia Raya”, kemudian masuk ke musik Alffy Rev membawakan medley lagu-lagu daerah. Lagu-lagu daerah yang dibawakan di antaranya “Sik Sik Sibatumanikam”, “Cublak Cublak Suweng”, “Ampar Ampar Pisang”, “Rasa Sayange”, “Bungong Jeumpa”, “Yamko Rambe Yamko”, “Kecak”, dan “Bubuy Bulan”. Mengusung tema "Cerlang Nusantara, Pandu Masa Depan", Dirjen Kebudayaan Kementeri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Hilmar Farid, menyebut gaya hidup masih menjadi masalah utama Indonesia.

Baca Juga

“Pola konsumsi kita berlebihan, sandang, pangan, dan papan, ikut membentuk pola produksi yang tidak berkelanjutan,” ujar Hilmar sebelum konser virtual PKN 2021 dimulai pada Senin (22/11).

Untuk mendukung semua produk berkelanjutan, maka akan tercermin saat kita memenuhi kebutuhan paling mendasar. Seperti salah satunya pemenuhan sandang, di mana saat ini kebanyakan mendukung fast fashion.

“Industri fashion sekarang terus mendorong pergantian tren setiap pekan. Hal ini menyebabkan tingginya karbon industri busana dan penumpukan limbah lingkungan,” ujar Hilmar.

Berkaitan dengan tema, PKN 2021 memperlihatkan beberapa pakaian dengan bahan berkelanjutan. Diiringi musik medley Alffy Rev, karya anak bangsa disuguhkan dengan keren.

1. Gagah

Dibuat oleh Merdi Sihombing, dengan mesin highspeed. Menggunakan bahan serat tencel dan mecerise, serta pewarnaan alami dari tumbuhan endemik dan limbah biota laut di Pulau Umapura

2. Mayang Timur

Dibuat oleh Eridani, dengan pendekatan warna yang digunakan pada motif ini terinspirasi dari alam. 

3. Perpaduan Masa Lalu dan Sekarang

Ini dibuat oleh Adrian Gan, dengan perpaduan antara wastra sumba dan akrilik.

4. Panca Warn

Dibuat oleh Danjyo Hyoji, menggunakan kain tradisional Jepara dan wastra Iban, Kalimantan.

5. Toodore

Dibuat oleh Didi Budiardjo, menggunakan teknik tenun ikat Tidore.

6. Pattala Ratu

Dibuat oleh Denny Wirawan, dengan teknik ikat lungsi, kategori Lau Kawuru motif dominan Patola Ratu. Menggunakan benang katun dengan pewarnaan alam, warna merah dari akar mengkudu dan warna biru dari daun tarum.

7. Beti Naisa Mallo

Dikerjakan oleh Samuel Wattimena, dengan teknik slit topesry atau teknik anyam benang

8. Budaya Kain Kulit Kayu

Dikerjakan oleh Antonius Taula, baju terbuat dari kulit kayu beringin. Lalu diukir memakai pewarna alami dari tumbuhan kunyit.

Selain Alffy Rev, penampilan selanjutnya adalah Diskoria membawakan lagu “C.H.R.I.S.Y.E” dan “Yth: Naif” juga mengenakan batik. Tak ketinggalan Shine of Black membawakan lagu “Jang Ganggu” dan “Ko Siapa Punya”.

Shine of Black merupakan grup musik asal Papua, mereka mengenakan kostum biasa namun di kepala mereka mengenakan topi adat Papua.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement