Selasa 23 Nov 2021 16:16 WIB

Harapan Hidup di Inggris Turun di Level Terendah

Harapan hidup di Inggris turun dari 81,4 tahun pada 2019 ke 80,4 tahun pada 2020.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Qommarria Rostanti
Angka harapan hidup di Inggris telah turun setahun penuh karena tingginya jumlah kematian yang disebabkan oleh Covid-19 (hidup).
Foto: www.freepik.com.
Angka harapan hidup di Inggris telah turun setahun penuh karena tingginya jumlah kematian yang disebabkan oleh Covid-19 (hidup).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harapan hidup di Inggris telah turun setahun penuh karena tingginya jumlah kematian yang disebabkan oleh Covid-19. Ini merupakan hasil laporan The Organization for Economic Co-operation and Development (OECD). 

Mereka menemukan, harapan hidup di Inggris turun dari 81,4 tahun pada 2019 menjadi 80,4 tahun pada 2020. Dalam sebuah laporan yang membandingkan sistem perawatan kesehatan nasional dari 30 negara, OECD menemukan bahwa harapan hidup turun di 24 negara tahun lalu, dengan penurunan satu tahun di Inggris termasuk yang terburuk.

Baca Juga

Penurunan terbesar dalam harapan hidup terlihat di Amerika Serikat (1,6 tahun) dan Spanyol (1,5 tahun). Pengurangan rata-rata di negara-negara OECD adalah 0,6 tahun, dengan Covid-19 berkontribusi pada peningkatan 16 persen dalam jumlah kematian yang diharapkan pada tahun 2020 dan paruh pertama tahun 2021.

Laporan berjudul Health at A Glance 2021 mengatakan satu-satunya negara OECD di mana harapan hidup tidak turun adalah Norwegia, Jepang, Kosta Rika, Denmark, Finlandia, dan Latvia. Laporan tersebut juga menyoroti dampak kesehatan mental dari pandemi. Mereka mencatat bahwa kecemasan dan depresi sekarang dua kali lipat dari tingkat yang terlihat sebelum pandemi di sebagian besar negara, terutama di Inggris, AS, dan Meksiko.

Diperkirakan 20 persen orang dewasa Inggris sekarang berjuang dengan kecemasan atau depresi dibandingkan dengan 10 persen pra-pandemi. Covid-19 memiliki dampak sangat besar pada kesehatan mental kelompok-kelompok yang kurang beruntung secara sosial dan kaum muda. Termasuk mereka yang memiliki pekerjaan yang kurang terjamin, status pendidikan yang lebih rendah dan kelompok-kelompok berpenghasilan rendah

Di Inggris, orang dengan pendidikan rendah atau pendapatan rendah secara konsisten melaporkan tingkat kecemasan yang lebih tinggi dalam 20 pekan sejak Maret 2020. Orang-orang muda lebih cenderung melaporkan sendiri masalah kesehatan mental dibandingkan dengan kelompok usia lain di banyak negara OECD yang tidak konsisten dengan data dari tahun-tahun sebelumnya.

Menurut laporan itu, pandemi Covid-19 secara tidak proporsional berdampak pada kesejahteraan mental kaum muda. Pekerja kesehatan dan perawatan juga termasuk di antara mereka yang paling terpukul oleh pandemi, dengan kelompok-kelompok ini melaporkan tingginya tingkat kesehatan mental yang buruk, kelelahan, kecemasan, depresi, dan stres karena beban kerja yang tinggi secara konsisten.

Di Inggris, hampir setengah (44 persen) responden survei staf NHS melaporkan merasa tidak sehat karena stres terkait pekerjaan selama setahun terakhir, meningkat sembilan persen pada 2019. OECD menyerukan investasi yang ditargetkan dalam sistem kesehatan untuk memperkuat kesiapsiagaan pandemi dan ketahanan sistem yang lebih luas.

“Pengembalian dari investasi semacam itu melampaui manfaat dari lebih sedikit nyawa yang hilang. Sistem kesehatan yang lebih tangguh juga merupakan inti dari ekonomi dan masyarakat yang lebih kuat dan lebih tangguh,” kata OECD.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement