REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Menteri Sosial, Tri Rismaharini, menyalurkan bantuan kepada anak-anak yatim di Kabupaten Indramayu. Mereka diminta untuk selalu semangat sekolah dan mencapai cita-cita.
"Di tangan kalian ada buku tabungan dan ATM. Kalian bisa ambil uangnya. Kalau tidak diambil, itu kalian tabung. Setiap bulan akan diisi, jadi (buku tabungan dan ATM) jangan hilang," ujar Risma, di hadapan puluhan anak yatim, dalam kunjungan kerja bersama Komisi VIII DPR RI, di Pendopo Kabupaten Indramayu, Selasa (23/11).
Bagi anak-anak yang sekolah, mendapat Rp 200 ribu per bulan. Sedangkan bagi yang belum sekolah, mendapatkan Rp 300 ribu per bulan. "Kalian bisa gunakan untuk sekolah. Jadi tidak ada alasan lagi kalian tidak bisa sekolah. Harus bisa sekolah sampai cita-cita tercapai," tegas Risma.
Risma pun membakar semangat anak-anak yatim itu agar tidak mudah menyerah dalam mencapai cita-cita. Meski memang tidak mudah, namun mereka bisa mencapainya asalkan tetap berusaha dan tidak mudah putus asa. "Tuhan itu ada dan adil. Kalau ada kesulitan, pasti Tuhan memberikan jalan keluar. Jadi tidak boleh ada kata menyerah," tegas Risma.
Dalam kesempatan itu, Risma menyalurkan bantuan dengan nilai total Rp 3,37 miliar bagi masyarakat di Kabupaten Indramayu. Bantuan itu terdiri atas Asistensi Rehabilitasi Sosial (Atensi) anak yatim sebanyak 82 orang, dengan nilai Rp 26.500.000, bantuan aksesibilitas/alat bantu bagi 271 orang senilai Rp 560.190.900 dan bantuan kebutuhan dasar bagi 377 orang sebesar Rp 298.590.640.
Selain itu, adapula bantuan kewirausahaan bagi 77 orang senilai Rp 184.565.350, bantuan pengembangan usaha bagi KPM Graduasi PKH sebanyak dua orang dengan nilai Rp 5 juta serta bantuan sosial rumah tidak layak huni (RTLH) bagi 115 orang sebesar Rp 2,3 miliar.
Sementara itu, Ketua Rombongan Kunjungan Kerja Komisi VIII DPR RI, Selly Andriany Gantina, menyampaikan, kunjungan kerja yang dilakukan pihaknya bersama Menteri Sosial, Tri Rismaharini ke Kabupaten Indramayu tersebut untuk memastikan program Kementerian Sosial (Kemensos) tersalurkan dengan baik, tepat sasaran, dan tepat manfaat. "Kami berterima kasih sudah dilibatkan menjadi bagian dalam pengusulan, penyaluran, dan pengawasan yang tidak terpisahkan untuk program dari Kementerian Sosial," kata Selly.
Selly menilai, Kabupaten Indramayu sudah saatnya melakukan percepatan pembangunan. Tidak hanya di sektor infrastruktur, melainkan juga sumber daya manusia (SDM).
Selly pun menyebutkan beberapa persoalan sosial yang terjadi di Kabupaten Indramayu. Seperti, Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) yang tergolong rendah di Jawa Barat, tingkat perceraian yang tinggi, kasus human trafficking yang tidak sedikit, termasuk tingginya jumlah buruh migran yang ke luar negeri. "Persoalan ini menjadi PR (pekerjaan rumah) bagi kita semua sehingga Indramayu menjadi lebih maju lagi," tukas Selly.
Di sisi lain, Selly juga bersyukur ada puluhan masyarakat penerima program bantuan RTLH. Dia menilai, anggaran untuk bantuan RTLH maupun persoalan sosial lainnya perlu ditingkatkan.
"Tapi, jumlah penerima bantuannya makin berkurang. Kalau jumlah penerimanya menurun, itu berarti kesejahteraan masyarakatnya meningkat. Sedangkan kalau jumlah penerimanya meningkat, berarti tidak meningkat kesejahteraannya," cetus Selly.
Bupati Indramayu, Nina Agustina, menyampaikan terima kasih atas bantuan yang disalurkan bagi masyarakat Kabupaten Indramayu. Dia mengakui, sejumlah persoalan sosial masih terjadi di Kabupaten Indramayu, salah satunya tingginya angka stunting. "Kami minta support dari Ibu Menteri," tandas Nina.