REPUBLIKA.CO.ID,
Oleh: Puti Almas
Pemberian dosis ketiga vaksin (booster) untuk mencegah infeksi Covid-19 telah diizinkan bagi semua orang dewasa di Amerika Serikat (AS). Langkah tersebut menjadi upaya agar masyarakat di negara itu semakin terlindungi dari Covid-19, secara khusus agar mereka setidaknya terhindar dari gejala parah penyakit wabah ini. Namun, banyak yang masih bertanya-tanya, berapa lama perlindungan dari booster akan bertahan?
Sebelumnya, respons imun dari dua dosis vaksin Covid-19 diketahui akan menurun dalam beberapa bulan. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa booster mungkin memberi perlindungan yang besar terhadap orang dewasa sehat.
Peneliti di Universitas Northwestern yang melakukan studi tersebut menganalisis lebih dari 30 peserta yang divaksinasi penuh dalam jangka waktu lima hingga sembilan bulan sebelum mendapatkan booster. Dari sana, mereka menemukan bahwa semua penerima mengalami peningkatan yang signifikan dalam respons antibodi setelah mendapatkan booster dari produk Pfizer maupun Moderna.
Menurut penelitian, tingkat antibodi penetralisir terhadap Covid-19 menurun sekitar 10 kali lipat sembilan bulan setelah peserta mendapatkan kedua dosis vaksin Pfizer atau Moderna. Namun setelah mendapatkan booster, level tersebut naik 25 kali lipat, yang lima kali lipat lebih tinggi daripada yang terlihat setelah pemberian dosis kedua.
Para peneliti menyimpulkan bahwa perlindungan mungkin bertahan lebih lama setelah suntikan booster daripada setelah dosis kedua vaksin Covid-19. Salah satu penulis studi sekaligus asisten profesor farmakologi dico-koresponden penulis studi Alexis Demonbreun, PhD, asisten profesor farmakologi di Universitas Northwestern Fakultas Kedokteran Feinberg, mengatakan bahwa karena tingkat antibodi itu sangat kuat, booster berpotensi memberi perlindungan untuk durasi lebih lama dibanding hanya dua dosis vaksin Covid-19.
"Kami benar-benar berpikir efek kuat setelah vaksinasi booster dalam kelompok peserta akan tercermin dalam populasi yang jauh lebih besar," ujar Demonbreun, dilansir Best Life, Selasa (23/11).
Menurut penelitian, booster dari salah satu vaksin mRNA menghasilkan respons antibodi yang signifikan sehingga tingkatnya lebih tinggi daripada yang dihasilkan oleh bentuk perlindungan lainnya. Termasuk dalam hal terjadinya infeksi alami dan dua dosis vaksin.
"Temuan ini relevan untuk siapa saja yang divaksinasi dan mempertimbangkan booster," jelas penulis studi lainnya, Thomas McDade, profesor antropologi di Weinberg College of Arts and Sciences, dalam sebuah pernyataan.