Kamis 18 Nov 2021 18:10 WIB

BPIP Dorong Satuan Pendidikan Arusutamakan Pancasila

Teknologi adalah alat untuk digunakan mencari ilmu pengetahuan sebanyak mungkin

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) melakukan kunjungan kerja ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Kamis (18/11).
Foto: BPIP
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) melakukan kunjungan kerja ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Kamis (18/11).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) melakukan kunjungan kerja ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Kamis (18/11). Dalam kunjungannya BPIP berharap satuan pendidikan dapat menginternalisasi nilai-nilai Pancasila di lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat di era digital ini.

Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Romo Antonius Benny Susetyo menegaskan peran satuan pendidikan harus mampu memiliki nilai tukar menjadi nilai tambah nilai-nilai Pancasila dalam tindakan living ideologi maupun working ideology.

“Era digital ubah perilaku, ilmu pengetahuan mudah didapat anak-anak semakin hari semakin instan, anak kurang kritis, tidak mandiri dan anak-anak hanya manut bahaya dunia digital”, ucapnya saat menjadi narasumber pada kegiatan dialog dengan tema “Peran Satuan Pendidikan Kerjasama  dalam Aktualisasi Nilai-nilai Pancasila pada Masa Pandemi”.

Apalagi menurutnya saat ini manusia menjadi budak alat teknologi, manusia menjadi robot tanpa mengecek fakta dan kebenaran berita atau informasi yang ada di media sosial.

“Jangan sampai media mengendalikan anak-anak kita terutama media sosial, kemampuan daya kritis anak-anak kita menjadi turun, sehingga bahaya radikal lewa facebook, IG dengan pemanahannya tidak utuh,” jelasnya.

“Pokoknya ini bahaya untuk anak-anak, pemikirannya menjadi sempit akhirnya agen provokasi mencuci otak,” sambungnya.

Teknologi adalah alat untuk digunakan mencari ilmu pengetahuan sebanyak mungkin untuk menguasai dunia untuk mencapai kemajuan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Deputi Bidang Pengendalian dan Evaluasi BPIP Dr Rima Agristina SH ME MM mengatakan peserta didik harus terus membangun untuk kemajuan untuk persiapan masa depan Indonesia. Sebagai calon pemimpin Indonesia masa depan harus tetap semangat mengikuti kegiatan dengan tekun, disiplin.

“Tentunya Pancasila harus dalam tindakan, perlu diperjelas bahwa tujuan mendirikan bangsa Indonesia bukan hanya merdeka tapi harus mampu memajukan kecerdasan kehidupan berbangsa,” ucapnya.

Ia menegaskan satuan pendidikan kerja sama mempunyai tugas penting mengawal, menempuh upaya melanjutkan perjuangan bangsa menjadi cita-cita kita semua. Jiwa pancasila harus senantiasa menjadi kesadaran dalam berbagai bentuk kegiatan. “Jangan ada keraguan untuk tetap berkonsensus terhadap Pancasila, bekerjalah dengan semangat, berkreasi dan berinovasi, jangan lupa berguru pada senior,” ucapanya.

Ia juga mengatakan perbedaan adalah keniscayaan yang harus dilalui oleh karenanya Indonesia tetap menjaga kebinekaan keragaman harus dirawat, implementasi Pancasila dalam tindakan menjadi bekal. “Adik-adik tetap mantap melangkah ke masa depan dalam peran satuan pendidikan kerja sama di masa pandemi,” harapnya.

Direktur Evaluasi BPIP Edi Subowo SH MH mengatakan BPIP perlu hadir dan bisa bermanfaat ditengah-tengah masyarakat. Menurutnya masukan-masukan dari peserta didik melalui survei yang disediakan BPIP untuk mengukur pemahaman Pancasila bagi tenaga pendidik dan terakhir kota semarang harus menjadi role model percontohan daerah lain.

Pelaksana tugas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jateng Ir Yuni Astuti MA mengatakan kegiatan tersebut merupakan suatu entitas Pendidikan yang bisa dianggap sebagai laboratorium penanaman etika dan nilai-nilai Pancasila.

“Dengan harapan kedepannya menjadi hasil persemaian nilai-nilai menjadi teladan perilaku berdimensi Pancasila sebagai ideologi nasional yang berfungsi sebagai pilar negara kebangsaan dalam konteks pendidikan sebagai landasan pendidikan nasional dengan harus menjadi banteng tegaknya Pancasila,” ujarnya.

Menurutnya jika merujuk sejarah sesuai pidato Presiden Soekarno bahwa amanat proklamasi dinyatakan sebagai kekuatan karakter, kedalaman dan penghayatan pada masa periode tahun 1956. Dalam amanat RPJMN terwujudnya karakter bangsa yang Tangguh, kompetitif, berakhlak mulia dan berorientasi IPTEK berdasarkan Pancasila.

“Maka melalui kegiatan ini menaruh harapan besar bagi Satuan Kerjasama Pendidikan dalam pelayanan, penghargaan dan penghormatan terhadap sesama praktisi dan anak didik, apalagi dengan adanya kerja sama dengan Pemerintah Daerah yang tentunya terus menerus dikembangkan dalam pembangunan layanan Pendidikan yang berkualitas menjadi mitra pemerintah yang strategis,” paparnya. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement