Selasa 23 Nov 2021 20:01 WIB

IDI: Lonjakan Kasus Covid-19 Bergantung Pada Tiga Pilar

Ketidakwaspadaan tiga pilar bisa menimbulkan lonjakan atau gelombang ketiga Covid-19

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Adib Khumaidi meminta semua pihak tetap waspada kasus Covid-19 kembali naik atau masih ada potensi terjadi gelombang ketiga usai libur natal dan tahun baru akhir 2021.
Foto: Tangkapan layar
Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Adib Khumaidi meminta semua pihak tetap waspada kasus Covid-19 kembali naik atau masih ada potensi terjadi gelombang ketiga usai libur natal dan tahun baru akhir 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Adib Khumaidi meminta semua pihak tetap waspada kasus Covid-19 kembali naik atau masih ada potensi terjadi gelombang ketiga usai libur natal dan tahun baru akhir 2021.

Pihak yang harus mewaspadai kasus Covid-19 dan mengantisipasinya adalah tiga pilar yaitu masyarakat, kesiapan tenaga kesehatan (nakes), dan regulasi yang dibuat pemerintah.

Baca Juga

Meski tidak mengharapkan terjadi lonjakan kasus, PB IDI mewanti-wanti semua pihak harus tetap waspada terhadap potensi kenaikan kasus Covid-19 atau gelombang ketiga.

"Pihak yang harus waspada yakni tiga pilar," ujarnya saat mengisi konferensi virtual Dialog FMB9 Bertema Waspada dan Tetap Produktif di Akhir Tahun, Selasa (23/11).

Ia menambahkan, pilar pertama adalah masyarakat sendiri. Ia menyontohkan, meski pemerintah telah menaikkan semua wilayah Tanah Air berstatus level 3 Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) selama libur natal dan tahun baru akhir 2021 nanti tetapi masyarakat tidak mau berubah maka ini menjadi masalah. Oleh karena itu, PB IDI memintq masyarakat tetap harus waspada dengan melakukan protokol kesehatan (prokes). Kemudian, dia melanjutkan, pilar kedua adalah tenaga medis dan tenaga kesehatan. Adib mengaku, nakes terus memantau pasien yang masuk ruang ICU rumah sakit, menjalani isolasi saat terjadi lonjakan kasus Covid-19. Jadi, dia melanjutkan, pendataan jumlah pasien juga harus dilakukan. Kemudian, dia menambahkan, pilar ketiga adalah regulasi dari pemerintah juga penting. PB IDI mengapresiasi Satgas Covid-19 yang berupaya mengantisipasi kasus Covid-19. Kemudian menyampaikan kepada tempat-tempat publik, tempat wisata.  Pihaknya meminta pemerintah terus edukasi masyarakat. Sebab, dia mwnambahkan, masyarakat melihat bahwa pemerintah seperti tak konsisten terhadap kebijakannya. 

"Padahal, Covid-19 terus berkembang," katanya.

Jadi, PB IDI meminta pemerintah harus tetap tegas terhadap prokes. Kemudian, dia melanjutkan, PB IDI juga mengapresiasi pemerintah membuat aplikasi peduli lindungi, hingga kebijakan kartu vaksin.

Tak hanya itu, pihaknya mengapresiasi pemerintah yang menetapkan persyaratan perjalanan, ia menambahkan, yang paling penting adalah upaya restriksi kalau ada perjalanan dari luar negeri ke Indonesia. Kemudian pemerintah juga penting tetap menetapkan tempat wisata harus menjaga prokes dengan baik seperti memakai masker, menjaga jarak, kemudian hindari kerumunan.

Di lain pihak, IDI juga merekomendasikan, pemerintah penting untuk membuat kebijakan berdasarkan pendapat pakar kesehatan. Sebab, ia melanjutkan, pandemi Covid-19 adalah masalah kesehatan. Ia menambahkan, tiga pilar ini harus tetap melakukan kewaspadaan dan upaya untuk mengantisipasi Covid-19 dan jangan coba menguranginya. 

"Sampai kapan melaksanakannya?kuncinya di desember dan januari kalau tak ada lonjakan kasus dan pasien maka semoga selesai," ujarnya.

Terkait kemungkinan menghadapi varian baru Covid-19 masuk Indonesia, ia mengakui itu pasti akan terjadi. Sebab, pada dasarnya SARS-CoV2 adalah virus RNA yang memang mudah bermutasi. Ia mengakui virusnya memang tak bisa diintervensi, tetapi yang bisa diintervensi adalah manusia untuk tetap waspada.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement