REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kementerian Dalam Negeri Belarusia mengatakan 118 imigran telah meninggalkan negara itu pada Senin (22/11) kemarin. Kantor berita Rusia, Tass, melaporkan semakin banyak imigran yang akan dipulangkan dari Belarusia pada Selasa (23/11).
Ahad (21/11) lalu Polandia menuduh Belarusia terus membawa imigran ke perbatasan meski Minsk membersihkan tenda-tenda imigran di perbatasan pekan ini. Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki berkeliling negara-negara Baltik meminta dukungan untuk mengatasi krisis imigran di perbatasan.
Eropa menuduh Belarusia menerbangkan ribuan orang dari Timur Tengah dan mendorong mereka menyeberang ke Uni Eropa. Presiden Belarusia Alexander Lukashenko diduga ingin membalas Uni Eropa yang menuduhnya mencurangi pemilu tahun lalu.
Minsk membantah sengaja memicu krisis. Pada Kamis (18/11) lalu mereka membersihkan tenda-tenda imigran di perbatasan kemudian memulangkan beberapa imigran ke Irak. Tampaknya Belarusia mengubah taktiknya dalam konflik yang telah menjamur menjadi konfrontasi Timur dan Barat.
Namun Polandia mengatakan Minsk terus mengirimkan ratusan imigran ke perbatasan. Sudah sekitar 10 imigran yang diyakini telah meninggal dunia di perbatasan Polandia-Belarusia karena cuaca yang membekukan.
"Sabtu lalu, sekelompok sekitar 100 orang asing yang sangat agresif dibawa ke perbatasan oleh tentara Belarusia. Mereka mencoba masuk Polandia dengan paksa. Tentara (Polandia) mencegah mereka menyeberang," kata penjaga perbatasan Polandia di Twitter, Ahad (21/11).