REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah V Jayapura mengimbau warga di wilayahnya untuk tetap waspada akan potensi curah hujan yang tinggi meskipun terdampak fenomena La Nina. Sub Koordinator Bidang Pelayanan Jasa BBMKG Wilayah V Jayapura Esri Ronsumbre di Jayapura, Selasa (23/11) mengatakan ada dampak fenomena La Nina di Papua namun tidak berpengaruh secara signifikan.

"Papua memiliki kondisi iklim yang sedikit spesial dibandingkan daerah lain di Indonesia dan ini yang menyebabkan wilayahnya tidak begitu terpengaruh ketika ada fenomena La Nina," katanya.

Menurut Esri, Papua tidak termasuk dalam daftar daerah yang diberikan peringatan dampak La Nina oleh BMKG pusat. Namun bukan berarti menjadi lengah, karena secara kondisi iklim Papua memiliki potensi hujan tinggi.

"Curah hujan tinggi biasanya terjadi pada sejumlah daerah di Papua yang memiliki musim di Papua sejak Oktober dan akan terus meningkat sampai masuk periode musim hujan lalu berlanjut hingga puncaknya yang diperkirakan pada 2022," ujarnya.

Dia menjelaskan selama musim hujan ini peluang hujan ekstrim jadi lebih besar sehingga kembali diingatkan untuk tetap waspada. "Hal ini, juga dikuatkan sejarah bencana hidrometeorologi yakni, banjir dan tanah longsor dalam 20 tahun terakhir yang terjadi bukan pada periode La Nina, namun terjadi saat tahun normal atau El Nino," katanya lagi.

Dia menambahkan topografi beragam yang dimiliki Papua memberikan karakteristik tersendiri. Ada yang masuk zona musim hujan dan kemarau, tapi ada wilayah lain yang sebagian besar tidak masuk zona musim, karena hujan terjadi merata sepanjang tahun.

Ikuti Whatsapp Channel Republika