Selasa 23 Nov 2021 22:43 WIB

Selain Buraq, Sayap Malaikat Juga Jadi Kendaraan Rasulullah

Isra Miraj merupakan salah satu tanda kekuasaan Allah SWT

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, – Isra Miraj merupakan peristiwa agung yang menjadi tonggak sejarah Islam. Hal ini tak lain karena misi yang diperoleh dari perjalanan bersejarah itu adalah perintah menunaikan sholat, tiang agama. 

Selain disyariatkannya sholat lima waktu dalam peristiwa Isra Miraj, peristiwa tersebut juga mengungkap banyak kisah yang luar biasa untuk dicermati umat Islam. 

Baca Juga

Salah satunya mengenai kendaraan Nabi Muhammad ﷺ dalam menempuh perjalanan Isra Miraj.

Ibnu Arabi dalam kitab Syajaratul Kawn yang ditahqiq, KH Zainul Maarif, menjelaskan bahwa kendaraan pertama yang mendatangi Nabi Muhammad SAW adalah buraq. Kendaraan ini digunakan Nabi dalam menuju Baitul Maqdis.

Kemudian kendaraan kedua yaitu miraj menuju langit dunia. Lalu kendaraan ketiga yaitu sayap-sayap malaikat untuk berpindah dari satu langit ke langit lain hingga langit ketujuh. 

Lantas kendaraan keempat yaitu sayap malaikat Jibril AS yang dipakai hingga Sidratul Muntaha, lalu Jibril meninggalkan Nabi Muhammad ﷺ.

Nabi Muhammad ﷺ bersabda, “Wahai Jibri, malam ini kami tamumu. Bagaimana mungkin yang ditamui meninggalkan tamunya? Apakah di sini pencinta meninggalkan orang yang dicintainya?” 

Jibril menjawab, “Duhai Muhammad. Engkau tamu Dzat Yang Mulia. Engkau diundang Dzat Yang Mulia. Jika sekarang aku maju sejarak semut saja, aku bisa terbakar. Tak ada satu pun dari kami, kecuali memiliki posisi yang telah diketahui. Kami tahu diri dan tidak memasuki kawasan yang tidak bisa dimasuki, yaitu Sidratul Muntaha.” 

Malaikat Jibril kemudian menuntun Nabi ﷺ melampaui Sidratul Muntaha, lantas 70 ribu penutup dari cahaya terbakar. 

Nabi ﷺ kemudian berjumpa dengan kendaraan kelima yaitu Rafraf. Di dalam Alquran, kata Rafraf disebutkan dalam Surat Ar Rahman ayat 76. 

مُتَّكِئِينَ عَلَىٰ رَفْرَفٍ خُضْرٍ وَعَبْقَرِيٍّ حِسَانٍ  “Mereka bertelekan pada bantal-bantal yang hijau dan permadani-permadani yang indah.” 

Secara bahasa rafraf artinya bantal hijau, namun dalam konteks kisah Nabi  ﷺ tersebut rafraf merupakan kendaraan Nabi dari Sidratul Muntaha hingga Arsy berupa cahaya hijau.    

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement