Selasa 23 Nov 2021 23:01 WIB

PM Ethiopia Klaim akan Pimpin Pasukan Lawan Pemberontak

PM Ethiopia akan berada di medan perang secara pribadi untuk memimpin tentara

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed akan berada di medan perang secara pribadi untuk memimpin tentara melawan pemberontak. Ilustrasi.
Foto: AP Photo/Francisco Seco
Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed akan berada di medan perang secara pribadi untuk memimpin tentara melawan pemberontak. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, ADDIS ABABA - Perdana Menteri (PM) Ethiopia Abiy Ahmed mengumumkan dirinya secara pribadi akan maju memimpin negara melawan pemberontak yang mengancam akan melakukan perlawanan ke ibu kota Addis Ababa. Pemberontak Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) sebelumnya mengatakan akan menuju ibu kota setelah menguasai lebih banyak kota di tetangga Amhara.

"Mulai besok, saya akan berada di medan perang secara pribadi untuk memimpin tentara," kata Abiy seperti dikutip laman Anadolu Agency, Selasa (23/11).

Baca Juga

Abiy membuat pengumuman mengejutkan ini dalam menghadapi pertempuran intensif antara pasukan pemerintah dan TPLF. Dalam beberapa bulan terakhir, TPLF mendapatkan dukungan dari Oromo Liberation Army-Shene. Keduanya dinyatakan sebagai organisasi teroris oleh parlemen Ethiopia.

Pertempuran sengit dilaporkan terjadi di sekitar Showa Robit, sebuah kota sekitar 200 kilometer (124 mil) timur laut dari ibu kota Addis Ababa. Di beberapa front lain di negara bagian Amhara yang telah dirambah pemberontak juga terjadi pertempuran.

Menurut Abiy, para pemberontak mendapat dukungan dari kekuatan luar. Pemerintah Ethiopia telah terlibat dalam konflik bersenjata dengan pemberontak Tigray sejak November tahun lalu.

Abiy menilai konflik saat ini sebagai salah satu yang dilancarkan dalam koordinasi dengan musuh internal dan asing. Menurutnya, mereka ingin menaklukkan negara Ethiopia dalam langkah neokolonial.

Dia meminta rakyat Ethiopia untuk bergabung dengannya dalam perjuangan melawan pemberontak. Abiy juga mendesak solidaritas dari sesama orang Afrika.

Sebelumnya Abiy menyampaikan apresiasi kepada diaspora Ethiopia yang menggelar unjuk rasa di 27 kota di AS, Kanada, Eropa, dan Afrika Selatan yang menyerukan diakhirinya campur tangan asing di negara asal mereka. Awal bulan ini, 547 kursi parlemen Ethiopia bertemu dan mendukung hampir dengan suara bulat keadaan darurat nasional enam bulan yang diumumkan oleh Kabinet.

PBB dilaporkan masih menyusun tuntutan pidana terhadap pihak-pihak yang bertikai di negara tersebut. PBB juga telah mengecam laporan penahanan massal, pembunuhan, penjarahan sistematis, dan kekerasan seksual hingga penderitaan warga sipil yang meluas.

Menurut laporan PBB, lebih dari 5,2 juta orang di seluruh Tigray atau lebih dari 90 persen populasi kawasan itu membutuhkan bantuan. Hampir 400 ribu orang menghadapi kondisi seperti kelaparan dan lebih dari 100 ribu anak di Tigray dapat menderita kekurangan gizi yang mengancam jiwa dalam 12 bulan ke depan.

Perang telah merenggut ribuan nyawa tak berdosa dan menyebabkan banyak orang terluka. TPLF telah memerangi pemerintah Ethiopia selama hampir satu tahun.

Pihaknya telah bergabung dalam aliansi dengan kelompok-kelompok oposisi untuk membentuk sebuah partai melawan Perdana Menteri Abiy Ahmed. Amnesty International mencatat peningkatan signifikan dalam unggahan media sosial yang menghasut kekerasan dan menggunakan penghinaan etnis terhadap Tigrayan, beberapa di antaranya tidak terkendali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement