Rabu 24 Nov 2021 06:01 WIB

Kemenkes: Gelombang Ketiga Covid-19 Masih Bisa Dicegah

Gelombang ketiga Covid-19 dikhawatirkan akan melanda Indonesia.

Rep: Puti Almas/ Red: Qommarria Rostanti
Gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia masih bisa dicegah (ilustrasi).
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia masih bisa dicegah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gelombang ketiga pandemi virus corona jenis baru (Covid-19) tengah terjadi di sejumlah negara di dunia. Hal ini dikhawatirkan akan melanda Indonesia, membuat masyarakat di Tanah Air diminta bersiaga.

Juru bicara vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi mengatakan, gelombang ketiga masih bisa dicegah. Menurut dia, pada dasarnya situasi ancaman tersebut sama, Indonesia sudah melihat kondisi serupa yang terjadi di gelombang kedua pada pertengahan tahun ini.

Baca Juga

"Sekarang varian virus yang mengancam masih sama, yaitu varian Delta. Penting untuk menjaga kondisi yang sudah baik sekarang," ujar Siti dalam webinar "Alinea Forum: Bersiaga Gelombang Ketiga" pada Selasa (23/11).

Dengan menjaga kondisi yang kondusif di Indonesia saat ini, masyarakat diharapkan tetap bisa melanjutkan kegiatan sosial, keagamaan, dan ekonomi yang perlahan terus membaik. Siti mengatakan, untuk mencegah gelombang ketiga Covid-19 penting agar setiap individu menerapkan protokol kesehatan.

"Selain itu, segera lakukan vaksinasi Covid-19 jika belum dan jangan pernah pilih-pilih jenis vaksin," ujar Siti.

Siti mengatakan, Indonesia belum mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity secara teori karena tingkat vaksinasi yang belum mencapai 70 persen di Tanah Air. Jumlah orang yang terinfeksi secara alami sebenarnya bisa tiga hingga empat kali lebih banyak dibandingkan yang dilaporkan atau tercatat dalam data resmi pemerintah.

Sebagai contoh, jika dilihat jumlah  kasus Covid-19 di Indonesia sebanyak empat juta kasus yang tercatat dalam data, mungkin faktanya bisa mencapai 16 juta. Orang yang terinfeksi alami tidak masuk hitungan untuk mencapai kekebalan kelompok karena ini dianggap belum cukup untuk menurunkan laju penularan.

Epidemiolog dari Universitas Griffith University, Dicky Budiman, mengatakan, penyintas Covid-19 tidak memiliki imunitas yang konsisten yang sudah dibuktikan berdasarkan penelitian maupun riset. Karena itu, penyintas tetap harus divaksinasi.

Dosis ketiga atau tambahan, yang dikenal sebagai booster harus dapat diupayakan di banyak negara di dunia, terutama pada lansia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengeluarkan dorongan kepada kelompok lansia karena dianggap rentan saat mengalami penyakit.

Dosis ketiga vaksin Covid-19 jadi satu strategi yg membantu dan terbukti efektif mencegah gelombang berikut. "Seperti di Israel, cakupan booster sudah bagus,  karena itu beban di fasilitas kesehatan (faskes) setempat minim dan kematian tidak banyak akibat Covid-19," kata Dicky.

Baca juga : WHO Prediksi Kematian Akibat Covid di Eropa Capai 2,2 Juta

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement