Rabu 24 Nov 2021 06:07 WIB

Jammi Apresiasi Pemuka Agama Ikut Tangani Pandemi di Papua

Para pemuka agamanya juga merupakan tokoh-tokoh panutan masyarakat.

Seorang personel PMI menyemprotkan cairan disinfektan ke pagar sebuah gereja di Koya Timur, Muaratami, Kota Jayapura, Papua, beberapa waktu lalu.
Foto: Antara/Indrayadi TH
Seorang personel PMI menyemprotkan cairan disinfektan ke pagar sebuah gereja di Koya Timur, Muaratami, Kota Jayapura, Papua, beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, PAPUA -- Berbagai cara dilakukan pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 di Papua. Salah satunya dengan meminta bantuan tokoh adat dan agama untuk memberikan edukasi tentang Covid-19 kepada masyarakat yang tinggal di pedalaman Papua dan Papua Barat. 

Berkaitan hal tersebut, Jaringan Mubalig Muda Indonesia (Jammi), Irfaan Sanoesi mengapresiasi kontribusi tokoh adat dan agama Papua dalam menangani masalah Covid-19 dan pemulihan ekonomi di Papua.

“Penanganan covid itu kerja kolektif. Tak peduli kamu dari agama, suku, etnis mana. Yang paling penting adalah soal kemanusiaan. Kata kuncinya adalah gotong royong,” ujar Irfaan dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (23/11).

Lebih lanjut, Irfaan mengemukakan, andil para tokoh pemuka agama maupun adat sangat terasa manfaatnya oleh banyak masyarakat Papua.

“Sosok tokoh adat atau keagamaan memang dapat berfungsi sebagai aktor sosial yang bisa mempengaruhi masyarakat. Hal inilah dilakukan untuk memastikan informasi terkait pencegahan Covid-19 dapat dipahami dan diaplikasikan dengan baik oleh masyarakat di pedalaman Papua dan Papua Barat,” kata dia.

Selain itu, Irfaan mengungkap peran vital gereja yang berfungsi sebagai media sosialisasi. Apalagi di Papua dan Papua Barat Gereja begitu banyak tersebar sampai pedalaman. Para pemuka agamanya juga merupakan tokoh-tokoh panutan masyarakat sehingga petuah-petuahnya didengar dan dilaksanakan.

Menurut dia, sosialisasi pencegahan Covid-19 oleh para tokoh ini disampaikan dalam kegiatan keagamaan yang rutin dijalankan oleh masyarakat. Meskipun sebagian besar tempat ibadah di Papua maupun Papua Barat masih ditutup, sosialisasi tetap berjalan dengan penerapan yang berbeda-beda.

“Jadi ada ibadah melalui daring, lalu para tokoh agama ini katakanlah di awal sebelum ibadah dimulai, atau ada juga yang di akhir ibadah Minggu, itu pendeta menyampaikan pesan pencegahan Covid-19 dari telepon seluler,” kata dia.

“Kita mengalami pandemi ini kita harus bersama-sama juga untuk mengakhiri pandemi ini. Caranya adalah saling jaga, dan semua selamat. Saya jaga kamu, kamu juga harus jaga saya sehingga kita semua akan selamat,” kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement