REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengunjungi Kompleks Percetakan Alquran Raja Fahd di Madinah, Selasa (23/11). Dia diterima Sekretaris Jenderal Kompleks Talal bin Razen Al-Rehaili.
Dilansir di Arab News, Selasa (23/11), Yaqut diberikan pengarahan tentang proses kerja di kompleks tersebut, tahapan pencetakan Alquran, dan teknologi modern yang digunakan. Ia memuji kepedulian dan perhatian pimpinan Arab Saudi dalam melayani pengunjung di Masjid Nabawi.
Kompleks Percetakan Alquran Raja Fahd didirikan pada 1985 untuk memproduksi dan mendistribusikan publikasi cetak dan audio Islami. Hal ini sebagai bagian dari peran utama yang dimainkan Kerajaan dalam melayani Islam dan kebutuhan umat Islam di seluruh dunia.
Seperti namanya, percetakan itu mencetak Alquran dan juga merekam bacaan dalam berbagai gaya yang populer di seluruh dunia Islam. Fasilitas ini menawarkan buku-buku terjemahan hingga tafsir, menyajikan ilmu-ilmu Alquran, menerbitkan sunah dan biografi Nabi yang bekerja sama dengan penelitian Islam, dan menyampaikan karyanya melalui jaringan global.
Percetakan ini telah memproduksi rata-rata 10 juta eksemplar Alquran per tahunnya, dan mendistribusikannya ke seluruh benua. Selain itu, juga mencetak lebih dari 160 terjemahan sejumlah 193 juta salinan.
Fasilitas ini bertujuan mempertahankan tingkat kualitas dan presisi tertinggi dalam menerjemahkan Alquran ke dalam berbagai bahasa. Otoritas terkait mengklaim mengadopsi metode pengawasan yang unik tidak seperti yang digunakan oleh percetakan lain di seluruh dunia untuk memastikan akurasi dalam teks Alquran.
Kunjungan ini menjadi bagian dari upaya menjalin kerja sama dalam percetakan Alquran. Hal tersebut sebelumnya sudah dibahas dengan Menteri Urusan Islam Arab Saudi Syekh Abdullatif bin Abdulaziz.
Yaqut berharap kerja sama penyediaan Alquran dengan Pemerintah Saudi bisa segera terwujud. Menurutnya, pembahasan awal sudah dibicarakan dengan Menteri Urusan Islam, Dakwah, dan Penyuluhan.
Kerja sama percetakan Alquran ini, lanjutnya, akan menjadi bagian dari rencana pembangunan Islamic Center di Indonesia. "Umat Muslim Indonesia masih kekurangan mushaf Alquran. Jumlah penduduk Muslim Indonesia kurang lebih 215 juta, kami baru mampu menyediakan 200 ribu pertahun," ujar Menag Yaqut dalam keterangan yang didapat Republika.co.id, Rabu (24/11).
Ia juga mengatakan, kerja sama pencetakan Alquran ini penting untuk menyediakan cetakan Alquran di Indonesia dengan kuantitas yang baik. Talal bin Razin Al-Rehil menyambut baik rencana kerja sama ini. Dia menjelaskan, setiap tahun Mujamma' King Fahd dapat mencetak 18 juta eksemplar mushaf Alquran.
https://www.arabnews.com/node/1974061/saudi-arabia