Rabu 24 Nov 2021 12:24 WIB

Kadin Bentuk Badan Logistik dan Rantai Pasok Nasional

Badan ini untuk menguatkan konektivitas rantai pasok antar wilayah Indonesia.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Suasana aktivitas bongkar muat di Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta (ilustrasi). Para pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia membentuk Badan Logistik dan Rantai Pasok.Prayogi/Republika
Foto: Prayogi/Republika.
Suasana aktivitas bongkar muat di Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta (ilustrasi). Para pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia membentuk Badan Logistik dan Rantai Pasok.Prayogi/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia membentuk Badan Logistik dan Rantai Pasok. Pembentukan badan tersebut untuk meningkatkan efisiensi distribusi barang dalam negeri sehingga produk yang diperdagangan memiliki daya saing lebih tinggi.

Kepala Badan Logistik dan Rantai Pasok Kadin Indonesia, Akbar Djohan, menuturkan, badan yang dibentuk itu akan berkontribusi bagi penguatan konektivitas rantai pasok antar wilayah Indonesia. Menurut dia, situasi pandemi yang melanda dunia menunjukkan perlunya perbaikan sistem rantai pasok dalam negeri.

Baca Juga

"Ini untuk bisa mengadaptasi dan membangun ekosistem rantai pasok yang efektif sehingga memperkuat fungsi distribusi dan revitalisasi jalur komoditas penting," kata Akbar dalam Grand Launching Badan Logistik dan Rantai Pasok Kadin Indonesia di Jakarta, Rabu (24/11).

Adapun, tiga sektor yang menjadi fokus utama dalam pembentukan badan tersebut yakni di bidang produk kesehatan, pangan, dan energi. Menurut Akbar, badan tersebut harus mendorong sistem pasar dari sisi permintaan yang lebih adaptif terhadap tantangan distribusi barang saat ini.

Lebih lanjut, ia mengatakan perbaikan sistem logistik dan rantai pasok dalam negeri juga bisa berperan dalam pengurangan emisi karbon. Berdasarkan laporan World Economic Forum (WEF) dan Boston Consulting Group (BCG) dinyatakan ada delapan rantai pasok komoditas penting yang menyumbang lebih dari 50 persen emisi global.

Di antaranya yakni makanan, konstruksi, fesyen, barang-barang konsumen, elektronik, otomotif, serta rantai pasok layanan profesional dan pengiriman."Kadin berharap badan ini akan membantu Indonesia memenuhi komitmen Paris Agreement di mana tahun 2030 harus mengurangi emisi sebesar 29 persen," kata dia.

Sementara itu, Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid, mengatakan, pihaknya punya fokus untuk membangun integrasi logistik nasional. Para pengusaha juga aktif memberikan rekomendasi kepada pemerintah terkait aturan logistik dan mendukung sistem digitalisasi dalam pengelolaan logistik.

Fokus pada logistik dan rantai pasok juga harus dimulai seiring arus urbanisasi yang semakin pesar sejak dua dekade terakhir. Penyebaran penduduk yang makin luas akan meningkatkan kebutuhan barang ddi seluruh wilayah Indonesia.

"Diharapkan ini badan bahkan bisa membawa Indonesia menjadi bagian dari rantai pasok global karena kita hadapi tantangan di era normal yang baru," katanya. 

 

Terkait sistem logistik nasional, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan mengupayakan konsep pelabuhan utama (Hub) dan pelabuhan pengumpan (Spoke) dalam rangka memperkuat jalur logistik internasional. Konsep Hub dan Spoke adalah sebuah pola jaringan yang memanfaatkan pelabuhan-pelabuhan pengumpul. 

Konsep Hub and Spoke tersebut membuat adanya sebuah jaringan pelabuhan yang mampu menjadi alternatif dalam bidang logistik kelautan."Kalau kita bicara tentang perkuatan jalur logistik internasional, kita upayakan konsep Hub and Spoke. Jadi bagaimana memposisikan Jakarta lebih sentral daripada sebelumnya, sehingga barang-barang yang berasal dari seluruh wilayah Indonesia dipusatkan di Jakarta atau Surabaya, dengan demikian sebagai Spoke mendukung Hub yakni Jakarta, Pelabuhan Patimban ataupun Surabaya," ujar Menteri Perhubungan Budi Karya di Jakarta, kemarin.

Dengan demikian, lanjut Menhub, jumlah barang yang banyak itu bisa langsung dikirimkan ke negara tujuan ekspor."Selain itu kita juga harus memperhatikan pengembangan ekonomi di wilayah 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal) harus lebih optimal," katanya.

Konsep Hub dalam sektor transportasi ini yakni dengan telah membangun Pelabuhan Patimban. Indonesia memiliki Pelabuhan Patimban yang dekat dengan Bandara Kertajati dan juga terdapat wilayah segitiga emas baru, di mana barang-barang yang ada di Jawa Barat dikonsentrasikan di Pelabuhan Patimban Sedangkan untuk Bekasi dan Tangerang bisa dikonsentrasikan di Pelabuha Tanjung Priok, Jakarta.

 

"Ini tentunya membuat lebih efisien, dan kita harapkan pembangunan pelabuhan tersebut bisa meningkatkan PDB, menyerap tenaga kerja dan juga melakukan suatu upaya-upaya kolaborasi antara Pelabuhan Tanjung Priok dan Pelabuhan Patimban secara lebih baik," ujar Menhub.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement