REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah China menawarkan diri untuk menjadi tuan rumah pembicaraan langsung antara Palestina dan Israel. Hal itu disampaikan saat Wakil Perdana Menteri Palestina Ziad Abu Amr melakukan percakapan via telepon dengan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi pada Selasa (23/11).
Dalam percakapan tersebut, Abu Amr memberi penjelasan tentang situasi di wilayah Palestina. Ia pun menceritakan tentang keengganan Israel memenuhi kewajibannya sebagai kekuatan pendudukan sambil menolak solusi dua negara. Abu Amr menyambut dukungan yang selama ini diberikan China kepada rakyat Palestina, baik secara politik, moral, maupun material. Beijing turut hadir saat Palestina berjuang menghadapi pandemi Covid-19.
Pada kesempatan itu, Wang Yi kembali menegaskan dukungan China kepada Palestina. Wang berpendapat, konflik Israel-Palestina adalah masalah inti yang harus diselesaikan jika kawasan Timur Tengah ingin mencapai perdamaian.
“Menteri China (Wang Yi) menekankan komitmen China terhadap hak rakyat Palestina untuk mendirikan negara merdeka penuh di perbatasan 4 Juni 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, menunjukkan kesiapan China untuk menjadi tuan rumah negosiasi langsung antara Palestina dan Israel dalam rangka untuk mencapai solusi dua negara,” kata kantor berita Palestina, WAFA, dalam laporannya.
Wang mengungkapkan, China pun siap membantu menggelar konferensi perdamaian internasional bekerja sama dengan anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Beijing pun bersedia mendorong kerangka Kuartet Internasional, yakni PBB, Uni Eropa, Rusia, dan Amerika Serikat (AS), menyelesaikan konflik Israel-Palestina.