Rabu 24 Nov 2021 13:32 WIB

Lonjakan Covid-19, Pemerintah Diminta Jaga Stok Obat

Yang paling utama sebenarnya bahwa kita harus tetap waspada.

Ketua tepilih PB IDI dr. Moh Adib Khumaidi. Mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19, IDI meminta pemerintah menjaga ketersediaan obat-obatan.
Foto: Tangkapan layar
Ketua tepilih PB IDI dr. Moh Adib Khumaidi. Mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19, IDI meminta pemerintah menjaga ketersediaan obat-obatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) terpilih Adib Khumaidi meminta pemerintah menjaga ketersedian obat dan alat kesehatan dalam mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 yang ketiga.

"Kita tidak berharap ada lonjakan kasus. Kita tetap harus menyiapkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi," ujar Adib Khumaidi dalam Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) - KPCPEN bertema "Waspada dan Tetap Produktif Akhir Tahun" yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa (23/11).

Baca Juga

Ia mengatakan, ketersediaan obat hingga tabung oksigen tetap harus dijaga ketersediaannya walaupun saat ini situasi pandemi Covid-19 di dalam negeri sudah terkendali. "Selalu saya sampaikan tetap waspada, jangan abai, dan upaya-upaya untuk perawatan harus dijaga ketersediaan," kata Adib.

Terkait tenaga kesehatan, ia meyakini siap menghadapi potensi gelombang ketiga kasus Covid-19. Para tenaga kesehatan sudah belajar banyak saat terjadi lonjakan kasus padq Januari dan Juli lalu.

"Kesiapan-kesiapan dan koordinasi harus tetap dilakukan sehingga kita akan siap kalau ada lonjakan kasus," kata dia.

Adib menilai, pengetatan mobilitas masyarakat menjelang dan saat libur Natal dan tahun baru penting dilakukan untuk mencegah munculnya lonjakan kasus. "Yang paling utama sebenarnya bahwa kita harus tetap waspada. Standar yang sudah ada harus tetap dijalankan," ucapnya.

Adib memprediksi, pandemi Covir-19 akan selesai jika mobilitas masyarakat pada periode Desember dan Januari tidak menimbulkan lonjakan kasus Covid-19. "Parameter yang selalu saya sampaikan di Desember-Januari, periode itu tidak ada lonjakan kasus positif dan tidak ada lonjakan kasus pasien yang ada di perawatan mudah-mudahan kita bisa selesai dengan pandemi Covid-19," tuturnya.

Adib juga meminta Satgas Penanganan Covid-19 di daerah selalu melakukan pengawasan protokol kesehatan di ruang publik dan tempat wisata. Satgas harus tegas terhadap protokol kesehatan.

"Sekarang sudah ada aplikasi Pedulilindungi dan persyaratan perjalanan. Yang paling penting di tempat wisata harus benar-benar menjaga protokol kesehatan. Memakai masker, jaga jarak, menghindari kerumunan," kata Adib.

 

sumber : ANTARA
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement