REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, menggelar kegiatan Gebyar Batik Nitik di Kelurahan Trimulyo, Kabupaten Bantul, sebagai upaya mempromosikan batik tulis motif titik-titik (nitik) yang dikembangkan paguyuban pembatik Dusun Kembang Songo desa setempat.
"Kegiatan Gebyar Batik Nitik DIY merupakan suatu harapan, keinginan dari kelompok pembatik di Kelurahan Trimulyo melalui paguyuban batik tulis nitik dalam rangka memperkenalkan dan mempromosikan batik tulis nitik," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY Aris Riyanta.
Menurut dia, batik nitik DIY memiliki karakteristik khas yang dibuat dengan canting khusus, dari ribuan titik yang tersusun dan terukur sedemikian rupa sehingga bisa membentuk suatu ruang, sudut yang geometris, sehingga terwujudlah batik tulis nitik yang indah.
"Batik tulis nitik DIY merupakan salah satu batik tertua khas Yogyakarta yang dikembangkan kerabat Keraton Ngayogyokarto dan populer pada era Sri Sultan Hamengku Buwono VII, dan kini dikembangkan pembatik di Dusun Kembang Songo Desa Trimulyo Bantul," katanya.
Menurut dia, walaupun batik tulis nitik merupakan motif yang kompleks dan rigit, akan tetapi keindahan yang diciptakan dari para pembatik itu tidak kalah dengan produk batik motif lain seperti batik ceplok kembang kates, dan lain sebagainya.
Aris mengatakan, gebyar batik yang juga sebagai peluncuran Indikasi Geografis Batik Nitik Yogyakarta tersebut kegiatannya diantaranya berupa pameran produk kelompok batik nitik DIY, workhsop cara membatik, pagelaran seni budaya dan fashion show batik.
"Diharapkan melalui kegiatan gebyar batik ini akan mampu mendongkrak adanya akselerasi melalui promosi langsung, pameran berbagai media, dengan harapan batik nitik DIY di Trimulyo akan dikenal sebagai pemasok batik nitik DIY original yang mempunyai kualitas," katanya.
Dia juga mengatakan, pemda DIY dan pemerintah kabupaten se provinsi ini melalui dinas terkait terus melakukan pendampingan kepada industri kecil menengah (IKM) batik dan pembatik sebagai upaya ikut menjaga warisan budaya tak benda yang sudah diakui UNESCO.
"Dalam rangka ikut melestarikan warisan budaya tak benda dan mendukung kegiatan Jogja International Batik Biennale Tahun 2021, dan mempertahankan predikat budaya DIY sebagai kota batik dunia terus dilakukan pendampingan IKM batik nitik," katanya.