REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra mengatakan saat ini akan fokus mengembangkan binis penerbangan kargo. Khususnya untuk penerbangan kargo yang mengangkut komoditas untuk diekspor dari Indonesia.
"Untuk kargo, saat ini kita akan lebih banyak fokus ke ekspor dengan membuka jalur penerbangan langsung," kata Irfan dalam Webinar Indonesia Economic Outlook 2022 dengan tema Arah Kebijakan Pembangunan Transportasi Nasional 2022, Rabu (24/11).
Irfan menuturkan fokus tersebut dilakukan dengan melihat adanya potensi dari rute penerbangan kargo yang sebelumnya sudah dibuka Garuda Indonesia. Saat ii, Garuda Indonesia membuka sejumlah penerbangan kargo secara langsung ke negara tujuan tanpa transit, beberapa di antaranya seperti Makassar-Hong Kong dan Manado-Narita sekali dalam sepekan.
"Rute kargo ini membawa komoditas yang berasal dari daerah tersebut. Kita harus mengurangi pergerakan barang ekspor yang melewati Jakarta," tutur Irfan.
Dengan adanya penerbangan langsung dari wilayah penghasil komoditas, Irfan menilai hal tersebut memberikan dampak yang positif terhadap pengusaha. Sebab, kata dia, komoditas yang diekspor memiliki nilai yang lebih tinggi karena dapat dikirim dalam bentuk fresh bukan beku.
Untuk itu, Irfan mengatakan salah satu alasan masih mempertahankan sejumlah penerbangan ke luar negeri karena potensi penerbangan kargo. "Banyak orang yang tidak tahu di dalam pesawat (rute luar negeri) penumpangnya kosong misal hanya 50 orang. padahal kita juga membawa 30 ton barang dari Indonesia dan masuk ke Indonesia hingga 30 ton. Kita juga mengambil perans ebagai hub," jelas Irfan.
Irfan menambahkan, saat ini Garuda Indonesia juga sudah dapat melayani penerbangan kargo ke negara tertentu. Khususnya yang belum terjangkau dengan rute yang dimiliki Garuda Indonesia.
Hal tersebut dapat dilakukan karena Garuda Indonesia melakukan kerja sama dengan maskapai lain yang hadir di negara tersebut. "Misalnya di Amerika Serikat dan beberapa di Eropa. Jadi produsen tidak perlu khawatir lagi bagaimana membawa barang, Kita akan bantu semaksimal mungkin," ungkap Irfan.
Irfan menuturkan, hal tersebut merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk adaptif terhadap kondisi saat ini dan bisa menggerakan perekonomian Indonesia. Terlebih setelah pandemi Covid-19 memberikan dampak kepada penurunan jumlah penumpang yang signifikan.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan sektor transportasi juga bisa mengambil kesempatan dari potensi yang ada saat ini. Khususnya perkiraan pertumbuhan ekonomi yang akan terjadi pada tahun ini dan 2022.
Budi memastikan dalam rencana 2022, akan memprioritaskan dan memperkuat infrastruktur yang mendukung perkembangan ekonomi dan layanan dasar. "Kami pastikan untuk mendukung pertumbuhan dengan adanya investasi dan adanya ekspor," ujar Budi.
Untuk itu, Budi menegaskan akselerasi pembangunan pada 2022 akan dikonsentrasikan kepada proyek nasional yang memiliki multiplier effect yang tinggi terhadap perekonomian. Budi menilai, daya saing global perlu ditingkatkan.