Rabu 24 Nov 2021 22:29 WIB

PPNI: Antusiasme Masyarakat Jalani Vaksinasi Meningkat

Peningkatan antusiasme itu dapat meringankan pekerjaan para tenaga kesehatan.

Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 ke seorang ibu hamil di Puskesmas Bende, Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (24/11/2021). Dinas Kesehatan setempat menargetkan vaksinasi COVID-19 bagi 100 orang ibu hamil dalam sepekan, sementara untuk mahasiswa dan pelajar telah disiapkan lokasi vaksinasi di 15 puskesmas di Kendari.
Foto: ANTARA/Jojon
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 ke seorang ibu hamil di Puskesmas Bende, Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (24/11/2021). Dinas Kesehatan setempat menargetkan vaksinasi COVID-19 bagi 100 orang ibu hamil dalam sepekan, sementara untuk mahasiswa dan pelajar telah disiapkan lokasi vaksinasi di 15 puskesmas di Kendari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadhillah mengatakan, saat ini telah terjadi peningkatan antusiasme masyarakat dalam menjalani vaksinasi Covid-19. Menurutnya, peningkatan antusiasme itu dapat meringankan pekerjaan para tenaga kesehatan.

"Akhir-akhir ini antusiasme masyarakat tentang keikutsertaan dalam program vaksinasi ada peningkatan dibandingkan awal-awal," kata Ketua PPNI Harif pada diskusi virtual Forum Merdeka Barat 9 yang dipantau virtual dari Jakarta, Rabu (24/11).

Baca Juga

Terkait sosialisasi dan edukasi masyarakat untuk program vaksinasi Covid-19, dia menekankan perludilakukan sampai ke tingkat pemahaman untuk dapat terus meningkatkan jumlah masyarakat yang mendapatkan vaksin."Tantangan utama dalam vaksinasi ini adalah tentang sejauh mana pemahaman masyarakat dapat menerima vaksin dengan baik. Karena itu edukasi masyarakat bukan sekadar memberikan informasi tapi informasi itu akan dapat diinternalisasi kemudian dipahami dan untuk segera diikuti," jelasnya.

Untuk mencapai sosialisasi yang memberikan pemahaman akan pentingnya vaksin, terutama yang menyasar masyarakat di daerah pedalaman dan terpencil, diperlukan kolaborasi dan sinergi antara para pemangku kepentingan. Hal itu karena tidak hanya isu akses, transportasi dan informasi tidak benar atau hoaks, vaksinasi di wilayah terpencil juga memerlukan pemberian informasi yang memberikan pemahaman tentang vaksinasi dan manfaat yang diterimanya.

Kurangnya pemahaman itu, kata dia, terkadang berkaitan dengan budaya yang ada di wilayah-wilayah pedalaman. Untuk itu, pemberian pemahaman perlu dilakukan dengan kerja sama berbagai pemangku kepentingan untuk menyampaikan informasi yang benar.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement