REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Perusahaan finansial teknologi PT Amartha Mikro Fintek telah menyalurkan pembiayaan senilai Rp 208 miliar dari Januari hingga Oktober 2021 kepada 46 ribu pelaku UMKM di Sumbar.
"Angka ini meningkat 167 persen dibanding penyaluran 2020 yang hanya Rp78 miliar, pembiayaan disalurkan kepada usaha sektor perdagangan, seperti warung makan, warung kelontong, warung kopi, dan lainnya," kata Chief Risk & Sustainability Officer Amartha Aria Widyanto di Padang, Rabu (24/11).
Ia memaparkan penyaluran pembiayaan modal Amarthatersebut fokus kepada ibu rumah tangga yang menjadi pelaku UKM agar usahanya bisa berkembang."Kami fokus membiayai ibu-ibu di perdesaan karena selama ini dari 60 juta UMKM yang ada 50 persen adalah ibu-ibu yang skala bisnisnya paling kecil serta butuh bantuan modal," kata dia.
Aria menilai ketika ada akses pembiayaan bagi UMKM maka akan lebih mempercepat terwujudnya kesejahteraan. Untuk itu, pihaknya menargetkan penyaluran pembiayaan sebesar Rp400 miliar pada 2022 untuk wilayah Sumatra Barat.
Untuk pembiayaan permodalan ini, debitur bisa meminjam dengannominal mulai dari Rp 3 juta hingga Rp 15 juta serta masa pengembalian 12 bulan dan bunga mulai dari 1,5 hingga 2 persen. Selain itu, pinjaman diberikan kepada ibu-ibu yang telah membentuk kelompok dan dilakukan pembinaan oleh petugas lapangan.
"Jika ada yang terlambat melunasi maka menjadi tanggung jawab anggota kelompok yang lain bersama-sama melunasi, namun selama ini kredit macet relatif kecil karena pengembalian hampir 100 persen," kata dia.
Sejak beroperasi di Sumatra sejak 2020, Amartha telah menjangkau lebih dari 204.000 mitra perempuan pengusaha mikro yang tersebar di 141 titik operasional."Kami ingin mendorong percepatan pemulihan ekonomi sektor mikro pasca pandemi, dan ini terinspirasi dengan ketangguhan dan semangat para perempuan pengusaha mikro untuk bangkit dan sejahtera," kata dia.
Sejalan dengan itu Head of Micro Business Amartha wilayah Sumatera M. Akib menyampaikan wilayah Sumatera Barat mencatatkan tingkat pengembalian pinjaman yang sangat baik, yakni mencapai 99,90 persen.
"Artinya hampir seluruh mitra mampu membayar pinjaman tepat waktu," kata diaPenerima pembiayaan di Sumbar tersebar di tiga daerah yaitu kota Padang, Dharmasraya, dan Pesisir Selatan.
Amartha juga mengerahkan hampir 300 orang tenaga lapangan yang tersebar di Sumatera Barat untuk memonitor perkembangan usaha para mitra. Tenaga lapangan membantu mitra untuk tetap produktif dengan memberikan berbagai pelatihan seperti pelatihan literasi keuangan, kewirausahaan, maupun literasi digital dan teknologi.
Untuk mendukung produktivitas mitra pelaku usaha mikro di Sumatera Barat, Amartha mengoptimalkan penggunaan aplikasi Amartha+, yakni aplikasi yang dibuat khusus untuk para mitra agar dapat meningkatkan penjualannya melalui transaksi online.
Aplikasi initelah digunakan oleh lebih dari 37.000 mitra di Sumatera Barat, menjadikan wilayah Sumbar sebagai provinsi dengan mitra terbanyak yang mengadaptasi digitalisasi di seluruh Sumatra.