REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Imas Damayanti, Muhyiddin, Fauziah Mursid
JAKARTA -- Cenderung memanasnya dinamika terkait penjadwalan ulang Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU), mendapat perhatian khusus dari beberapa kiai sepuh.
Makin mengerasnya dua kutub pendapat soal diundur atau dimajukannya waktu Muktamar, menyusul pemberlakuan PPKM level 3 pada 24 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022 mendatang, sepertinya telah memaksa sejumlah masyayikh 'turun gunung'. Dalam dokumen NU terdapat dua halaman surat hasil pertemuan para masyayikh tertanggal 24 November 2021.
Pertama, berbentuk berita acara kesepakatan pertemuan yang ditandatangani oleh sembilan kiai sepuh. Kedua, dokumen berisi penyampaian hasil kesepakatan tersebut yang ditujukan langsung kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Para kiai sepuh meminta Muktamar dilangsungkan dalam suasana kekeluargaan, persaudaraan, dan kebersamaan. Mereka dalam poin musyawarahnya juga bermufakat agar sebaiknya Muktamar ke-34 NU dilaksanakan dengan persiapan yang maksimal dan optimal.
“Karena itu idealnya Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama dilaksanakan pada akhir Januari 2022 bertepatan dengan Harlah NU ke-96,” bunyi salah satu butir kesepakatan para kiai sepuh tersebut.