REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Badan anak-anak PBB atau UNICEF pada Selasa (23/11) meminta Lebanon mengambil tindakan segera guna melindungi anak-anak. Negara itu mencatat lonjakan dalam tingkat tenaga kerja anak dan kerawanan pangan sejak April lalu.
Perwakilan UNICEF di Lebanon, Yukie Mokuo, mengatakan, tindakan mendesak diperlukan untuk memastikan tidak ada anak kelaparan, sakit, atau harus bekerja daripada menerima pendidikan. "Besarnya krisis yang mengejutkan harus menjadi peringatan," katanya, dikutip dalam pernyataan, dilansir di Al Arabiya, Rabu (24/11).
Lebanon tengah bergulat dengan krisis keuangan terburuknya dengan hampir 80 persen populasi diperkirakan hidup di bawah garis kemiskinan. Pada Oktober lalu, UNICEF menindaklanjuti dengan lebih dari 800 keluarga yang telah disurvei pada April dan menemukan sejak itu kondisi kehidupan telah memburuk secara dramatis.
"Masa depan seluruh generasi anak-anak dipertaruhkan," katanya dalam laporan terbaru berjudul Bertahan tanpa Kebutuhan Dasar.
Survei menemukan 53 persen keluarga memiliki setidaknya satu anak yang melewatkan makan pada Oktober 2021, dibandingkan 37 persen pada April. "Proporsi keluarga yang mengirim anak-anak untuk bekerja naik menjadi 12 persen, dari sembilan persen," tambah UNICEF.
Hampir 34 persen anak-anak yang membutuhkan perawatan kesehatan primer pada Oktober justru tidak menerimanya, naik dari 28 persen pada April. Seorang ibu berusia 29 tahun bernama Hanan, seperti dikutip UNICEF, mengeluhkan hidupnya sangat sulit dan semakin sulit setiap harinya.
"Hari ini, saya mengirim keempat anak saya ke sekolah tanpa makanan. Saya memiliki pikiran untuk bunuh diri dan satu-satunya hal yang menghentikan saya melakukan ini adalah anak-anak saya. Saya merasa sangat buruk untuk mereka," kata Hanan.
Sementara itu, Amal yang baru berusia 15 tahun yang bekerja sebagai pemetik buah di Lebanon selatan. Dia mengatakan harus mengambil pekerjaan itu untuk menghidupi keluarganya.
"Orang tua kami membutuhkan uang yang kami hasilkan. Apa yang akan mereka lakukan jika saya berhenti bekerja sekarang? Ketika saya menatap masa depan, saya melihat hidup semakin sulit" UNICEF mengutip ucapannya.