REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sedang mengkaji perlunya memberikan vaksinasi Covid-19 bagi anak-anak dan remaja. WHO melakukan tinjauan ini bersama Strategic Advisory Group of Experts on Immunization dan COVID-19 Vaccines Working Group.
Kepala Ilmuwan WHO, Soumya Swaminathan, mengatakan bahwa kelompok orang di bawah usia 25 tahun menyumbang kurang dari 0,5 persen tingkat kematian akibat Covid-19 secara global. Anak-anak usia kurang dari lima tahun menyumbang tingkat kematian sebesar 0,1 persen.
Sementara itu, anak-anak usia lima sampai 10 tahun juga menyumbang tingkat kematian sebesar 0,1 persen. Dengan data tersebut, Swaminathan menyimpulkan bahwa risiko kematian karena Covid-19 pada anak-anak sangat rendah.
"Jadi satu hal yang konsisten dari awal hingga sekarang adalah anak-anak pasti terinfeksi hampir sama seperti orang dewasa, namun risiko penyakit parah dan kematian secara konsisten sangat, sangat rendah untuk anak-anak," ujar Swaminathan, dilansir Anadolu Agency, Kamis (25/11).
Swaminathan mengatakan, ada anak-anak yang terinfeksi Covid-19 dengan gejala parah. Beberapa anak mengalami long Covid.
Selain itu, ada juga anak-anak yang juga mengalami sindrom peradangan multisistem, tetapi dalam proporsi yang kecil. Swaminathan mengatakan, kebutuhan vaksinasi Covid-19 pada anak-anak akan sangat bergantung pada bagaimana cakupan vaksinasi terhadap kelompok prioritas lainnya.
"Kita juga perlu menunggu lebih banyak vaksin, dan memiliki data anak-anak terlebih dahulu sebelum kita dapat membuat rekomendasi lebih lanjut," kata Swaminathan.