Kamis 25 Nov 2021 14:16 WIB

Taspen Gandeng Negara di Asia Terkait Pengelolaan ASN

Forum ACSPF menerapkan strategi terhadap keberlanjutan sistem pembayaran pensiun ASN.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Peserta menunggu dimulainya tes Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) di Balai Rakyat, Depok, Jawa Barat, Ahad (3/10)
Foto: ANTARA/Asprilla Dwi Adha
Peserta menunggu dimulainya tes Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) di Balai Rakyat, Depok, Jawa Barat, Ahad (3/10)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Taspen (Persero) menjadi satu-satunya perwakilan Indonesia dalam acara Asian Civil Service Pension Forum (ACSPF) yang dilaksanakan secara hybrid di Jeju, Korea Selatan oleh Government Employee Pension Service (GEPS) Korea pada 22 November hingga 23 November 2021.

Direktur Utama Taspen ANS Kosasih mengatakan hal ini merupakan upaya perusahaan dalam meningkatkan sinergi dengan negara-negara lain di Asia terkait pengelolaan ASN. "Sebagai BUMN yang bergerak di bidang sosial, Taspen terus mengoptimalkan sinergitas dengan berbagai pihak demi memberikan pelayanan yang terbaik," ujar Kosasih dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (25/11).

Baca Juga

Kata Kosasih, Taspen selalu memberikan apa yang peserta butuhkan untuk kemudahan layanan. Kosasih menyebut Taspen telah melakukan sejumlah inovasi berkelanjutan, terutama selama masa pandemi Covid-19. 

"Inovasi-inovasi digitalisasi layanan ini adalah sebuah bentuk dari Continuous Improvement Taspen untuk selalu memberikan yang terbaik untuk para peserta," ucap Kosasih.

CEO of GEPS Hwang Seo Chong memberikan apresiasi tertinggi atas kehadiran para profesional dan peserta GEPS. Chong berharap Asian Civil Service Pension Forum (ACSPF) 2021 menjadi wadah bagi para negara-negara di Asia untuk menjalin hubungan baik, memahami tren terbaru reformasi pengelolaan jaminan sosial ASN, menemukan penyelesaian masalah bersama-sama, dan menerapkan strategi terhadap keberlanjutan sistem pembayaran pensiun ASN terutama di tengah situasi pandemi Covid-19.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement