Kamis 25 Nov 2021 17:56 WIB

Wawalkot: Saluran Buntu Sebabkan Banjir di Surabaya Barat

Banjir melanda kawasan Surabaya Barat saat hujan deras terjadi sejak Selasa (23/11).

Pengemudi mendorong becak motornya yang mogok saat menerobos banjir di Jalan Petemon Timur, Surabaya.
Foto: Antara/Didik Suhartono
Pengemudi mendorong becak motornya yang mogok saat menerobos banjir di Jalan Petemon Timur, Surabaya.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wakil Wali Kota Surabaya, Jawa Timur Armuji menyatakan saluran air buntu sebagai penyebab terjadinya banjir di kawasan Surabaya Barat saat hujan deras yang terjadi sejak Selasa (23/11) hingga Rabu (24/11).

"Saya sudah minta Satgas untuk mengeruk saluran," kata Armuji saat mengecek saluran air di kawasan Sukomanunggal.

Baca Juga

Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga meminta lurah setempat untuk melibatkan warga setempat saat pengerukan saluran sekaligus membersihkan sampah yang menyumbat di saluran.

"Kesadaran masyarakat juga penting. Kami bekerja untuk warga. Oleh karena itu warga juga harus sadar supaya saling menjaga," katanya.

Ia mengatakan banjir kerap melanda Surabaya yakni di kawasan Darmo Baru, Sukomanunggal. Bahkan, lanjut dia, ketinggian air sempat merendam puluhan motor milik karyawan yang bekerja di wilayah Darmo Baru.

Tidak hanya motor, sejumlah mobil juga terjebak dalam banjir tersebut. Mobil yang mogok akibat banjir juga di evakuasi oleh Towing Car Dinas Perhubungan Surabaya.

"Mobil yang mogok di jalan segera di evakuasi dahulu agar tidak macet disini lalu lintasnya," kata Armuji.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya telah menginstruksikan jajarannya membangun dua bozem dan meninggikan jembatan untuk mengatasi genangan di kawasan Sukomanunggal.

Bahkan, ia juga memberikan arahan jajarannya agar membangun crossing saluran untuk menyelesaikan kasus genangan akibat luberan air di Danau Unesa Kampus Lidah Wetan.

Wali Kota juga terjun langsung bersama warga melakukan kerja bakti normalisasi saluran di kawasan Setro, Kelurahan Gading, Kecamatan Tambaksari.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement