Kamis 25 Nov 2021 17:57 WIB

Yang Diselidiki KPK dari Penyelenggaraan Formula E Jakarta

Pemprov DKI merenegosiasi commitment fee Formula E dari Rp 2,3 T menjadi Rp 560 M.

Red: Andri Saubani
Kepala Inspektorat DKI Jakarta Syaefuloh Hidayat (kiri) didampingi mantan Pimpinan KPK Bambang Widjojanto (kanan), menunjukkan dokumen kepada wartawan usai bertemu pimpinan KPK di Gedung KPK Merah Putih, Jakarta, Selasa (9/11/2021). Pemprov DKI Jakarta dan PT Jakpro mendukung upaya Monitoring Corruption Prevention (MCP) pimpinan KPK berupa penyerahan dokumen mulai dari proses persetujuan hingga persiapan yang diperlukan untuk mendapatkan informasi secara detail dan utuh mengenai penyelenggaraan perhelatan even Formula E.
Foto: Antara/Reno Esnir
Kepala Inspektorat DKI Jakarta Syaefuloh Hidayat (kiri) didampingi mantan Pimpinan KPK Bambang Widjojanto (kanan), menunjukkan dokumen kepada wartawan usai bertemu pimpinan KPK di Gedung KPK Merah Putih, Jakarta, Selasa (9/11/2021). Pemprov DKI Jakarta dan PT Jakpro mendukung upaya Monitoring Corruption Prevention (MCP) pimpinan KPK berupa penyerahan dokumen mulai dari proses persetujuan hingga persiapan yang diperlukan untuk mendapatkan informasi secara detail dan utuh mengenai penyelenggaraan perhelatan even Formula E.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Rizkyan Adiyudha, Zainur Mashir Ramadhan, Flori Sidebang

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengaku tengah menyelidiki alasan tingginya biaya penyelenggaraan Formula E di DKI Jakarta. Biaya yang dikeluarkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI diketahui lebih tinggi dibanding kota penyelenggara lainnya.

Baca Juga

"Ini kan masih dalam proses penyelidikan, kami juga masih belum mendapatkan perkembangan sejauh mana proses penyelidikan itu dilakukan oleh teman-teman lidik," kata Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata, Kamis (25/11).

Dia mengatakan, tim penyelidik KPK tentu akan mendalami semua informasi berkenaan dengan penyelenggaraan Formula E. Kendati, Alex menduga kalau tingginya biaya penajaan ajang balap mobil listrik itu dikarenakan kurang dikenalnya Jakarta dibanding kota-kota penyelenggara lainnya.

Dia mencontohkan, Roma di Italia yang mana kotanya telah dikenal dunia dan populer secara internasional. Sedangkan Jakarta, sambung dia, baru akan meningkatkan popularitas kota ke dunia internasional melalui ajang balap tersebut.

"Kenapa harus membayar lebih, kota-kota yang lain mungkin dianggap sudah populer, sudah bisa menarik wisatawan untuk menyaksikan Formula E dan seterusnya," katanya.

Meski demikian, Alex melanjutkan bahwa keberadaan informasi tersebut tentu juga akan didalami oleh penyelidik KPK. Dia mengatakan, KPK juga telah mengundang beberapa pihak untuk memberikan keterangan dan klarifikasi berbagi isu dan rumor yang diterima KPK

"Itu yang tentu nanti didalami oleh penyelidik, kenapa harus membayar sampai sedemikian mahal. Alasan-alasan kenapa pemprov DKI membayar sekian-sekian dan transfernya ke mana, apakah ke pihak-pihak yang betul-betul punya kewenangan ya misalnya pemilik hak atas Formula E dan seterusnya," katanya.

KPK memang tengah menyelidiki dugaan korupsi penyelenggaraan Formula E di DKI Jakarta. Lembaga antirasuah itu mengaku telah meminta meminta keterangan dan klarifikasi sejumlah pihak terkait dugaan korupsi dimaksud.

Sebelumnya, Ketua KPK Firli Bahuri sebelumnya menegaskan bahwa KPK akan menindak tegas siapapun pelaku korupsi termasuk dalam dugaan perkara rasuah ajang balap Formula E. Komisaris Jendral polisi itu mengaku tidak akan pandang bulu terhadap siapapun pelaku korupsi dan akan bekerja profesional sesuai kecukupan bukti.

"Prinsipnya, kami sungguh mendengar harapan rakyat bahwa indonesia harus bersih dari korupsi. KPK tidak akan pernah lelah untuk memberantas korupsi," katanya.

Co Founder Formula E, Alberto Longo, mengatakan, ajang balap mobil listrik Formula E  dilakukan secara transparan, baik secara internal maupun eksternal. Longo merespons penyelidikan oleh KPK

"Kami secara transparan bertanya juga dengan orang-orang di Jakarta karena tidak ada sesuatu yang disembunyikan di sini," kata Longo, dalam keterangan pers, Rabu (24/11) malam.

Menurut Longo, pihak panitia akan terus berkolaborasi dengan semua pihak yang berwenang untuk menghindari adanya kesalahpahaman terkait Formula E. Meski demikian, dirinya mengaku tidak mengetahui apa pun soal studi yang dilakukan berbagai pihak, termasuk oleh KPK.

"Tetapi saya bisa yakinkan bahwa tidak ada sesuatu yang berjalan dengan salah," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement