REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (AS) membentuk divisi intelijen baru yang secara khusus didedikasikan untuk menyelidiki objek tidak dikenal atau unidentified objects (UFO).
Divisi intelijen yang dinamakan sebagai Grup Sinkronisasi Identifikasi dan Manajemen Objek Lintas Udara akan mencari tahu asal usul UFO, memahami, dan mengkategorikan apakah objek tersebut dapat mengancam keamanan nasional AS. Sebelumnya, sekitar hampir dua dekade terakhir, terdapat sekitar 140 laporan atas fenomena udara tidak dikenal atau unidentified aerial phenomena (UAP).
Penyelidikan itu dimaksudkan untuk menentukan apakah fenomena udara tidak dikenal tersebut adalah tanda-tanda ancaman asing, anomali atmosfer, sensor yang salah atau bahkan potensi adanya kehidupan di luar Bumi. Diharapkan bahwa ini dapat menghasilkan laporan dengan sedikit kesimpulan tegas.
Pembentukan kelompok itu dipimpin oleh Kathleen Hicks selaku Wakil Menteri Pertahanan AS Biden. Dalam sebuah pernyataan yang menyertai pengumuman, para pejabat di departemen tersebut mengatakan studi pemerintah memperjelas kebutuhan untuk meningkatkan kemampuan dalam memahami UAP.
Sebelum laporan UAP, yang dirilis oleh Kantor Direktur Intelijen Nasional AS, pengamatan publik atas penampakan semacam itu sebagian besar bersifat anekdot dan dianggap fantastik oleh banyak kalangan. Namun, banyak pengamatan yang didokumentasikan berasal dari personel militer AS, terutama penerbang Angkatan Laut.
Sejak itu, Pentagon telah mendapat banyak tekanan untuk memberi jawaban yang tepat dan komprehensif tentang apakah objek-objek tersebut. Termasuk mengenai apakah ini menimbulkan ancaman bagi kepentingan AS, baik secara langsung maupun tidak.