REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Laga Persib Bandung kontra Persiraja Banda Aceh, Rabu (24/11) malam, disorot seusai aksi penyelamatan terhadap pemain Persiraja, Ramadhan, oleh tim medis Persib. Ramadhan terkapar setelah benturan keras bola pada dadanya.
Dokter tim Persib, Rafi Ghani, mengakui pertolongan yang diberikan hanya spontanitas. Nalurinya sebagai dokter membuat dia masuk ke lapangan tanpa diminta oleh tim medis lawan.
"Kemarin itu hanya spontanitas karena saya lihat Ramadhan tidak bergerak. Jadi, spontanitas saya sama-sama membantu meski di sana sudah ada tim medis dari Persiraja," kata Rafi, Kamis (25/11). "Sebenarnya SPO itu ketika wasit manggil tim kesehatan, tapi harus dilihat kondisinya. Kalau seperti kemarin kami tidak lagi menunggu aba-aba karena harus ditangani dengan cepat."
Saat itu, Rafi melanjutkan, denyut nadi Ramadhan sangat cepat dan jantungnya berdebar keras. Kesadaran Ramadhan yang mulai menurun membuatnya bersiap untuk melakukan resusitasi atau pompa jantung dan rangsang nyeri agar kesadarannya kembali.
"Alhamdulillah dalam beberapa saat kesadarannya membaik, setelah itu kami proteksi lehernya dan dilarikan ke rumah sakit untuk memastikan organnya tidak apa-apa," kata Rafi.
Rafi pun tidak menyalahkan tim medis Persiraja yang melakukan pertolongan pertama dengan mengangkat perut Ramadhan. Rafi pun bergerak ke lapangan setelah melihat pertolongan itu.
"Kemarin yang saya khawatirkan ada pendarahan di rongga perut, setelah diobservasi tidak ada. Kami tahu bolanya kena ke ulu hati pemain. Ada bagian pernapasan dan diafragma. Itu yang mungkin buat pemain beberapa saat tidak bisa bernapas dan akhirnya kesadarannya menurun," kata Rafi.