Kamis 25 Nov 2021 20:44 WIB

Mentan Patroli Laut Awasi Pangan Berbahaya

Pengawasan pangan menjadi penting, termasuk di laut dan udara.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Fuji Pratiwi
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memimpin patroli laut di perairan Jakarta Utara, Kamis (25/11).
Foto: Humas Kementan
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memimpin patroli laut di perairan Jakarta Utara, Kamis (25/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memimpin patroli laut di perairan Jakarta Utara, Kamis (25/11). Syahrul berpatroli bersama dengan anggota Polairud Mabes Polri untuk memastikan pengawasan keluar masuknya produk pangan nasional sebelum tiba di gudang karantina Pelabuhan Tanjung Priok.

"Patroli ini untuk memastikan berbagai aktivitas kita dalam rangka pengawasan pertanian, lintas pertanian baik yang masuk ke indonesia maupun keluar indonesia. Kita harus mampu mendeteksi apa-apa yang terjadi pada aktivitas di pelabuhan-pelabuhan utama," kata Syahrul dalam siaran pers, Kamis (25/11).

Baca Juga

Menurut Syahrul, patroli laut ini juga merupakan implementasi dari MoU kerja sama antara Kementan dengan Kapolri beberapa waktu lalu, di mana pengawasan terhadap pangan menjadi bagian penting. Termasuk pengawasan laut dan pengawasan udara.

"Ini adalah upaya bersama antara kami dan Polairud (Polri), dimana sebelumnya kami dan kepolisian sudah melakukan kerjasama MOU dalam mengawal seluruh aktivitas pertanian di darat, laut dan di udara," kata Syahrul.

Syahrul menambahkan, ke depan pihaknya akan memerintahkan Badan Karantina Pertanian untuk saling memperkuat pengawasan yang dilakukan bersama Polairud tethadap masuknya produk pangan ke Indonesia.

"Saya ingin mengucapkan terimakasih kepada polairud yang telah mengadaptasi seluruh aktivitas karantina. Karena itu pengawasan pertanian harus semakin diperkuat," kata dia.

Direktur Polair Korpolairud Baharkam Polri, Brigjen Yassin Kosasih menyampaikan, patroli tersebut sudah digelar sejak awal tahun 2021, di mana dalam setiap kegiatannya selalu melibatkan Badan Karantina Pertanian.

"Patroli ini sudah berjalan dari awal tahun sesuai dengan kebutuhan, jika karantina membutuhkan dan mencurigai kapal-kapal yang disampaikan Bapak Menteri mungkin saja komoditas pertanian ini kurang baik dan atau adanya pangan berbahaya, sehingga kita harus melaksanakan patroli," kata Yassin menambahkan.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement