Kamis 25 Nov 2021 21:17 WIB

Bentuk Rahmat Allah SWT adalah Peringatan Jauhi Setan 

Allah SWT peringatkan manusia untuk menjauhi tipu daya setan

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nashih Nashrullah
Allah SWT peringatkan manusia untuk menjauhi tipu daya setan. Berdoa dijauhkan dari setan (Ilustrasi)
Foto: Republika/Thoudy Badai
Allah SWT peringatkan manusia untuk menjauhi tipu daya setan. Berdoa dijauhkan dari setan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Setan merupakan musuh yang nyata bagi umat manusia, maka dari lawanlah dia dengan tidak tertipu dayanya. 

Setan merupakan musuhnya manusia diabadikan dalam Alquran surat Fatir ayat 6: 

Baca Juga

إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚ إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ

"Sesungguhnya setan itu adalah musuh nyata bagimu, maka jadikanlah ia musuh(mu), karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala."  

Sesungguhnya Allah ﷻ sangat sayang terhadap hamba-hamba-Nya dan hal itu ditegaskan dalam Alquran surat Al Baqarah ayat 207: 

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ

"Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah  dan Allah Mahapenyantun kepada hamba-hamba-Nya." 

Ibnu Hasan Bisri At Turjani berpendapat, dalam hal ini di antara kasih sayang Allah ialah memberi peringatan kepada hamba-hamba-Nya agar jangan sampai tertipu dengan setan. Karena barangsiapa yang tertipu, mengikuti bisikan, keinginan setan berarti dia telah jauh dari rahmat dan karunia Allah. 

"Dan telah merugi di dunia dan akhirat. Karena setan itu selalu berusaha menggunakan segala kelemahan manusia untuk melaksanakan janjinya kepada Allahﷻ," kata Ibnu Hasan Bisri At Turjani dalam bukunya 'Hamba-hamba yang Selamat dari Tipu Daya Musuhnya'. 

At Turjani mengatakan, manusia apabila tidak mengingat Allah ﷻ, siap-siaplah untuk digelincirkan setan. Pekerjaan setan yang At Turjani contohkan adalah:

Pertama niat dan amal perbuatan dibelokkan dari ikhlas menjadi riya. Kedua, awalnya tujuan ibadah karena Allah semata, tiba-tiba menghendaki kehidupan dunia untuk bermegah-megahan.

Ketiga tujuan menuntut ilmu berubah untuk adu argumentasi berdebat saling menjatuhkan di antara sesama kawan maupun lawan. "Padahal tujuan semula menuntut ilmu demi kemaslahatan umat," katanya. 

Banyak lagi dari gangguan setan telah mengakibatkan berbagai kerusakan di muka bumi yang sudah meliputi kota-kota, bahkan dampak negatifnya berimbas ke desa-desa. 

Kendati dampak buruk telah merajalela di mana-mana, namun umat semakin lemah bahkan secara tidak disadari malah membantu melancarkan usaha usaha kemaksiatan di muka bumi.     

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement