REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nusa Mandiri Startup Center (NSC) berkolaborasi dengan Program Studi (prodi) Sistem Informasi (SI) Universitas Nusa Mandiri (UNM) sukses menyelenggarakan kegiatan wajib bertajuk Workshop Online BMC dan Proposal Inovasi (Pitchdeck) secara virtual melalui zoom, Selasa (23/11) kemarin.
Kegiatan ini diikuti oleh seluruh mahasiswa Universitas Nusa Mandiri (UNM) dari berbagai kampus di Jabodetabek. Acara dipandu oleh Siti Nurlela selaku moderator dan dihadiri oleh Elga Yulwardian, CEO Ivosight sebagai narasumber.
Elga menjelaskan bahwa, beberapa perusahaan startup di Indonesia gagal di tahun ke-2 nya dan hanya 2 persen yang terus berlanjut. Penerapan Business Model Canvas (BMC) bisa menjadi acuan untuk terus melanjutkan bisnis startup tersebut.
“Ada 9 komponen dalam business model canvas (BMC) yaitu: key partner, key activities, key resources, value proposition, customer relationship, channel, customer segments, cost structure dan revenue stream. Kesembilan komponen tersebut dibagi kedalam 3 bagian yaitu offering, customers dan infrastructure,” paparnya dalam materi yang disampaikan, Selasa (23/11).
Selain itu, ia juga menjelaskan tentang pitchdeck, tipe-tipe pitching dan tipe-tipe investor. “Kita harus memahami tipe-tipe investor yang akan kita hadapi. Ada bebera tipe investor, salah satunya Personal Investor. Biasanya, investor perorangan (personal) yang akan memberikan investasi kepada bisnis kita,” katanya dalam keterangan tertulis Jumat (26/11).
Ia pun menambahkan bahwa BMC ini, selain bisa menjadi pedoman dalam menjalankan bisnis, juga bisa dijadikan bahan untuk pitching ke investor.“Namun BMC hanya sebagai alat saja, content dalam pitching tersebut yang akan menjadi tolak ukur bagi investor berinvestasi,” tuturnya.
Hal yang paling berpengaruh dari BMC ini, mampu membuka peluang lebih besar dalam pengembangan usaha karena berpotensi mendatangkan banyak investor.